Musuh bukan untuk dikawani, Bung!


Tulisan “Musuh bukan untuk dikawani” ini, akan berbicara mengenai kegagalan seorang manusia untuk mengerti dan menghayati betul betul bahwa hawa nafsu yang harusnya dia perangi ini harus segera di kalahkan. Dalam bagian yang lain akan dijelaskan juga bagaimana kemudian dia berusaha berunding dengan musuh ini karena ia merasa tidak berdaya. Akan tetapi, ia sadar bahwa perundingan itu mempunyai konskuensi yang berat baginya. Ia masih berharap Allah masih terus membantunya, tapi kini ia khawatir mengapa hatinya terlalu berat untuk melangkah. Perlahan-lahan dia akan merangkainya dalam tulisan ini yang kemudian akan dibagi dalam beberapa bagian.

Saat tulisan ini di buat bertepatan dengan bulan Ramadhan 1435. Bulan Ramdhan adalah bulan yang penuh dengan ampunan, dan limpahan rahmat. Sebuah bulan dimana setan di belenggu oleh Allah SWT, Salah satu alasannya ditujukan kepada umat manusia agar mendapatkan kemudahan mengerjakan ibadah-ibadah di bulan ramadhan. Saat setan telah terbelunggu, muncul pertanyaan masihkah ada diantara kita yang melanggar perintah dari Allah SWT.  Tulisan ini sedikit banyak akan membahas tentang kesulitan bagi beberapa golongan manusia untuk mengikuti ibadah (khususnya ibadah bulan Ramadhan) dengan sebaik-baiknya.

Penulis kurang mengetahui seberapa banyak umat manusia yang gagal menjalankan perintah-perintah Allah SWT dalam bulan Ramadhan ini. Setiap Manusia memiliki permasalahan yang berbeda-beda dalam beribadah kepada Allah. Akan tetapi, dengan masuknya kita pada bulan Ramadhan maka kita kan mengetahu darimana sebenarnya dosa itu berasal. Bisa jadi sepanjang tahun kita sering melakukan dosa-dosa tertentu dan menyalahkan setan, akan tetapi saat bulan Ramadhan datang kita harus mengintrospeksi diri bahwa ada setan-setan dalam bentuk lain.

Setan dalam bentuk lain ini diartikan sebagai kebiasaan-kebiasaan buruk yang telah melekat dalam diri manusia. Sebagaimana kita ketahui, hal ini bisa terjadi karena memiliki Hawa Nafsu. (Mohon Maaf) Hawa nafsu bukan hanya tentang hasrat seksual, ada juga sifat kesombongan, ketamakkan, kedzaliman, dsb. Nah, Allah memperingatkan manusia agar tidak terjebak dengan hawa nafsu yang justru akan membawa manusia kepada keburukan. Sedikit beruntung, bagi individu yang masih merasa berdosa karena melanggar perintah-perintah Allah karena pintu taubat masih terbuka. Kondisi yang paling berbahaya adalah apabila kemudian hati kita telah ditutup dari petunjuk Allah S.W.T.


            Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa akan ada tantangan terbesar bagi umatnya yakni jihad melawan hawa nafsu. Setidaknya, ada satu hal yang bisa dicermati bahwa perjuangan ini memang berat, oleh karena itu harus menjadi pribadi yang kuat agar berhasil menghadapi hawa nafsu. Bahkan apabila seseorang telah menikah, menurut saya ujian itu belum akan berakhir. Perjuangan itu akan berakhir saat habis waktu kita. Akan tetapi, akan sangat menyedihkan apabila dalam waktu yang telah habis tersebut kita gagal mengalahkan hawa nafsu tersebut.

            Permasalahannya adalah sekarang semakin jelas bahwa apa yang harus kita perjuangkan melalui jihad dan membunuhnya itu ada dalam bagian diri kita sendiri. Terdapat anugrah dan sekaligus cobaan dari Allah SWT agar bagaimana kita dapat mengelola hawa nafsu ini dalam aturan ilahi. Judul Musuh bukan untuk dikawani penulis fikir sangat cocok untuk menggambarkan kondisi yang demikian. Kesulitan terbesar menghadapi musuh ini adalah karena kita sering menganggapnya sebagai teman sendiri karena ia merupakan bagian dari kita. Bahkan, ada yang tidak ingin memusuhinya meskipun hanya berniat sedikitpun. ia akan manut-manut saja untuk nafsunya.

            Saat memahami Islam, Penulis memahami bahwa sesungguhnya aturan Islam itu bermanfaatan bagi manusia itu sendri. Dahulu, Anak bisa mengawini ibunya sendiri, dan ada pula yang lebih memprihatinkan yakni kembali diakuinya pernikahan sejenis. Meskipun Penulis merupakan penstudi hubungan internasional yang dikenal harus toleransi, penulis beranggapan bahwa permasalahan ini merupakan permasalahan akal budi yang pada perkembangannya akan bertentangan dengan hakekat penciptaan manusia. Dalam bagian lainnya lagi penulis akan membahas pembicaraan mengenai ini.

Pada intinya, Penulis berupaya mengumpulkan Fikiran-fikiran yang sedang berupaya melawan kondisi pribadi dan masyarakat yang bersekongkol dalam keburukan hawa nafsu karena tidak mengikuti aturan dalam agama islam. Kondisi ini semakin dimudahkan dengan sangat mudahnya membuka jaringan komunikasi yang mengandung unsur-unsur pornografi. Selain berbahaya bagi kehidupan sosial, nyatanya pornografi mampu melumpuhkan beberapa bagian otak lima kali lebih kuat. Pornografi adalah musuh, dan hidup kita bukan hanya persoalan selangkangan. Selain itu pelanggaran aturan Allah ini dapat mengantarkan kita pada siksa Neraka.


Dalam kajian lain, Psikologi pecandu pornografi sangat memprihatinkan. Hidupnya murung, kesehatannya terganggu, masa depannya tidak menentu. Selain dari kajian Psikologi, bagi sebagian orang pornografi telah menarik kehidupannya kedalam kegelapan. Pornografi juga hanya membuat seseorang menjadi membuang-buang waktu, dan menggugurkan potensi personal seseorang. Pada tahap seperti ini, ada kelompok-kelompok yang menyatakan kalah, ada yang berfikir untuk melakukan negosiasi, dan ada yang ingin berjuang merdeka. Ukurannya sendiri dari yang paling besar hingga semakin kecil. Hubungan diluar nikah itu jelas-jelas dilarang, mengapa dilarang karena itu tidak sesuai dengan hakekat penciptaan manusia.

Menikah adalah solusi bagi beberapa kelompok. Akan tetapi, bagi kelompok lain menikah yang terlalu terburu-buru akan membahayakan masa depan pasangan itu sendiri. Dalam sebuah kisah diketahui bahwa pencapaian tertinggi iblis apabila ia mampu menimbulkan perpecahan antara suami dan istri, serta hal yang paling di benci allah akan tetapi diijinkan adalah sebuah percerain. Sehingga, Sampai pada waktunya seseorang menjadi dewasa dan siap menikah, Seharusnya ada lembaga tersendiri yang melindungi anak-anak yang bernasib begini.

            Penulis pernah berdiskusi dengan teman wanita mengenai hal ini, ternyata perihal masalah ini sudah menjadi umum. Bahkan lebel wajar terhadap pornografi dan masturbasi menjadi perihal yang memprihatinkan. Sayangnya, boro-boro berhasil lepas, kesadaran bahwa ia melakukan yang salah pun tidak dipedulikan. Mengagetkan? tentu tidak. hanya saja penulis ingin mengangkat permasalahan ini sebagai salah satu upaya untuk menolak kemungkaran.

Saat memasuki usia baligh. pemahaman bahwa hakekat manusia sebagai makhluk yang memiliki hawa nafsu, akan mengantarkannya kepada keinginan untuk memuaskan hawa nafsunya itu sendiri. Akan tetapi jangan sampai nila-nilai dasar itu yang menjadikan kita melegalkan pelanggaran-pelanggaran terhadap aturan Allah SWT. Beberapa orang saat ini juga masih berjuang keluar dari jeratan pornografi, oleh karena itu bagi mereka yang belum sadar haruslah sadar dan segera keluar dari kegelapan itu.

            Solusi yang ditawarkan sungguh sangat banyak, akan tetapi biasanya terkendala dalam hal memulai. Dan satu hal yang penting dilakukan adalah memulai untuk berhenti menonton hal-hal pornografi. Sebetulnya dalam memerangi permasalahan ini kita membutuhkan teman, dan itulah hal yang sulit dicari. Misalkan, dengan kompakan memberi hadiah apabila berhasil menghindari keinginan menonton pornografi dalam sejumlah kesempatan yang sudah disepakati.

            Tubuh kita mengandung benih-benih yang mengarahkan kita kepada pengangkitfan senyawa yang membangkitkan hasrat seksual. Jangankan pornografi, tanpa disadari kehidupan sekeliling kita yang semakin terbuka akan mendorong senyawa ini semakin kuat. Nabi Muhammad SAW dalam hadistnya pernah bersabda, apabila kamu bertemu dengan wanita yang disukai maka segeralah pulang gauli isterimu.Maka, jika difikirkan dengan baik solusinya memang yang paling tepat adalah menikah.

Terbersit diakhir penulisan ini untuk mengganti judul dengan judul “Ini musuh atau kawan”. Alhasil, dapat disimpulkan bahwa hawa nafsu yang disalurkan melalui jalur yang tidak benar adalah musuh sedangkan yang benar adalah teman. Kondisi ini mirip dengan adegan-adegan film apabila ada seorang teman yang kesadarannya diambil alih kekuatan jahat kemudian kita coba untuk meyakinkan mereka bahwa kita adalah temannya, Barangkali itulah yang harus dilakukan. Mirip adegan di How to train your Dragon 2, dsb.


Maka di saat kesadaranmu diambil alih coba kau bangunkan dirimu itu sendiri, bangunkan dirimu katakan janganlah menjadi musuhmu, lakukan terus dan jangan pernah berhenti. Karena satu hal yang harus kita yakini, pornografi, masturbasi, ataupun hubungan diluar nikah adalah sesuatu yang semu, adalah sesuatu yang merugikan, adalah sebuah hal yang dibenci allah karena mendzalimi dirimu sendiri. Dan apabila dirimu mengarah kesana, kuatkan dirimu untuk memusuhinya. Memang Ini adalah perjuangan yang besar, Sebuah Jihad yang diisyaratkan dari Nabi Muhammad SAW sebagi jihad terbesar. Kesimpulannya, Jangan kawani dirimu saat dia menjadi musuhmu. Lawan Terus!

No comments:

Post a Comment