Sakit si pengingat!

"Ya Allah, kalau memang dengan sakit ini justru makin mengingatkan aku kepada Engkau. Maka aku ridho sakit ketika mulai melupakan engkau"

Kalimat diatas itu kalimat saya 3 tahun yang lalu ketika masih tinggal ngekos di pondok anugrah, hegarmanah. Waktu itu masih galau-galaunya mau pindah kuliah atau nggk plus galau mau deketin pujaan hati atau nggak. Walhasil, dengan segudang kegalauan dan pemikiran anak muda tanggung jadwal makan jadi keteter. Beberapa kali akhirnya Jatuh sakit dan pas di cek kabarnya kena gejala tipes. Tapi, akhirnya justru sakit itu menyadarkan saya. Masuk kepada level harus bangkit dari keadaan, meskipun jujur saja pernah ngerasa bakal jadi hari terakhir karena memang udah lemes-selemesnya.

Sisi pengalaman yang kurang menyenangkan karena ngekos sendiri akhirnya memotivasi diri buat cari kontrakan. Harapannya bisa punya penghidupan yang lebih baik dan menjauhi dosa-dosa. Makanya, ngontrak pertama itu saya sebut sebagai hijrah pertama. Waktu ngontrak yang jam 10 biasanya udah tidur pindah jadi minimal jam 12. Ngapain aja? Entah juga. Rupanya sang sakit belum sembuh-sembuh juga. Tapi, Alhamdulillahnya sekarang minimal udah tau kalau misalkan ada tugas besok meskipun dikerjakannya pas waktu deadline. Dengan ngontrak, insyaallah akan terpancing ngerjain tugas ketika ngeliat temen ngerjain tugas.

Berserah

Kalau kata bisa menjadi karya
maka kupersembahkan tulisan ini menjadi karya
Kalau jutaan doa tidak bisa lagi melunakkan hasratnya
maka kuserahkan diri ku ini dalam lentera ibadah kepadamu

Maka kuputuskan untuk memulainya
Untuk tahun-tahun yang panjang
Untuk keyakinan untuk terus berkembang
Aku serahkan kepadamu segalanya

Maafkan aku jika salah menafsirkan
Engkau Tuhan yang maha Mengetahui
Kulangkahkan segalanya
ditengah malam yang dingin ini.

Kalau Kata Bisa jadi Karya dan Doa menjadi Ibadah
- Irsyaad Suharyadi

Tiga Hal

Saya nggk yakin ini bakal jadi tulisan yang bagus atau tidak. Hari ini hal yang sangat luar biasa terjadi dalam sidang pelanggaran PRAMA UNPAD 2015. Cukup mengerikan, kecuali bagi orang-
orang yang berkata 'lillah'.

Niatan saya untuk belajar dalam proses politik di Unpad di berikan secara tuntas oleh YME. Dari yang damai, penuh analisa, lalu menyentuh kerjasama, sampai menghadapi serangan. Semoga saja itu pertanda tahun depan saya juga sudah lulus dan masuk babak baru. Tapi, sebagai anak baru saya sempet ketar ketir dengan kondisi yang ada. Tapi, betul katakawan saya seberat apapun hari pasti berlalu. Alhamdulillah hari ini berlalu.

Besok, pagi-pagi sekali saya akan mengantar adik berobat ke RSHS. Sekitar 3 jam dari saat ini saya harus segera meninggalkan kasur untuk ke Bandung. Untuk membayar kegagalan menjadi kakak yang baik di masa lalu. Dua bulan ini sungguh sangat sibuk sekali. Tapi, mungkin inilah saatnya untuk mencurahkan segalanya kepada Allah. Semuanya.

Satu perkataan yang akan saya ingat baik-baik, yaitu:
 "Ada Tiga Hal yang Harus di Hindari, yaitu Marah, Sombong, dan Terburu-buru" (Farhan,2015)

Setelah lama tidak menulis...

Enggak kerasa umur sudah semakin
'siang' saja.
Mulai akrab sama permasalahan-permasalahan dewasa,
dan juga mulai menyesal belum bisa melakukan yang terbaik,
Padahal sudah tau waktu tidak akan berulang.

Mulai mengerti perbedaan antara pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran.
Mulai mengerti perkataan sufi hidup adalah antara waktu shalat ke waktu shalat lainnya.
Menjadi paham betapa pribadi ini banyak tidak tahunya,
dan juga tentang ketetapan Allah dan usaha Manusia.

Sepertinya hidup sudah lebih tenang sekarang, meskipun kadang2 buru-buru karena telat kekampus.
Akan tetapi, rasanya ada sesuatu kekuatan yang sedang berkembang menyesakkan dada.
Semacam perasaan saat Goku saat mengeluarkan Kamehameha atau Rasengan milik Naruto. (sok tahu)
Tapi, apakah itu?

Apakah itu jiwa yang ingin berkelana? atau Akal yang ingin berekspresi? atau
Raga yang butuh perjalanan? Atau hati yang merindukan cinta? Cinta dalam arti yang luas?

Maka, saya ingin mengutip salah satu motto komunitas pendaki gunung yaitu "Kapan kita kemana?", atau Albert Einsten yang tidak bilang "Besok kita mau mempelajari apa?",
Atau bahkan mengutip lagu milik Edcustic, yang mengatakan "Nantikanku di batas waktu!"

Semoga Allah beri pencerahan agar tidak salah jalan lagi, agar tidak lupa diri lagi!
Agar hidup lebih berbahagia, agar hidup lebih bermanfaat. Rasanya semua perasan berkumpul menjadi satu, namun mulut masih saja tertutup rapat. Ampuni, Hamba ya Allah!!

Sebentar lagi waktu akan membawa saya lebih banyak bermanja-manja dengan skripsi, bercanda dengan kisruh politik, berkelana dengan jutaan kisruh dalam jiwa yang belum tergambarkan. Setelah itu, pilihan terhampar mau hidup mapan atau berjuang sambil mempertaruhkan makan pada keesokan paginya.

Oh perjalanan ini sungguh panjang, masih ada keinginan untuk bisa membahagiakan orang tua dengan banyak berada bersama mereka. Untuk membayar semua ketidaktahuan saya selama di sekolah menengah atas dengan membiarkan orang tua hanya menyaksikan lelah dan suara pintu tertutup. Maafkan. Juga terhadap adik yang tidak dapat sepenuhnya saya beri perhatian. Ingin sekali rasanya akrab dengan kalian, bercanda dengan adil, dan bermain bola bersama. Semuanya akan berlalu, kalian akan tumbuh  dewasa. Benar kan?

Ya Allah, perasaan ini sungguh bukanlah hal yang biasa. Maafkan aku tidak pernah mengatakannya. Bersikap sombong kepada Engkau. Maafkan terlena kepada sikap yang cenderung biadab. Terutama setelah apa yang engkau berikan selama ini. Maafkan juga orang yang pernah tersakiti hatinya oleh saya. Sungguh, tidak ada maksud berbuat demikian.

Ini hanyalah sebuah pernyataan,
rasa bersalah atas kejadian selama ini.
Dicatat, bukan untuk diulang.
Diingat, bukan untuk dilakukan kembali.

Sekarang, masa depan memaksaku melihat mentari yang cukup menyilaukan.
Mengetengahkan kembali pengalaman masa lalu dan menawakan masa depan yang gemilang.
Dengan tegas dia bertanya, siapkah untuk menjalaninya?

Pulang Kampung : Realitas

Ceritanya, hari ini saya baru tiba di Lampung Tengah. Prosesi Shalat dan Makan ketupat terpaksa dilakukan diperjalanan (di Natar, Lampung Selatan) Karena terlambat nyaris 2 jam dan khawatir akan ketinggalan shalat ied kalau maksain ke rumah. Seperti biasa pemuda-pemuda di kampung kami (Perumahan Batara, Gang Semendo, Gang Lombok, Gang Bengkulu, dan Gang Sepakat) selalu bertemu di masjid. Apalagi saat libur panjang, pasti banyak pemuda yang merantau balik lagi ke Kampung Halaman. Meskipun enggak alim-alim banget, mesjid sudah menyatukan kami. Dari yang awalnya cuma numpang main bola, ikut TPA, bandel lagi, sampai akhirnya jadi Risma waktu Ramadhan. Hari ini kami kumpul lagi, setelah Yasinan (cuma berdua) kami berdelapan mencari warung kopi baru di daerah Merapi. Setelah muter-muter cari tempat ngopi ternyata pada tutup semua. Akhirnya, kami merapat di warung kopi sederhana di depan Mesjid Istiqlal Bandar Jaya.

Dimulai dengan obrolan kacau balau, sampai akhirnya menyenggol karier dan pertanyaan mau berbuat apa buat Lampung Tengah. Enang membuka diskusi seperti membuat usaha yang bisa memanfaatkan momentum Pilkada. Sementara, Enan yang baru membuka toko 'Starkom' merasa lebih baik membuka usaha yang untungnya seribu-duaribu tapi berkah dibanding bekerjasama dengan politisi. Eki yang merupakan Ketua SAPMA Pemuda Pancasila Lampung Tengah  yang dekat dengan tokoh politik sendiri berusaha menjaga jarak dalam pemilihan kepala daerah kali ini. Selain sangat beresiko, selama kita menjadi 'kaki' kita hanya akan menjadi 'kaki' terus. Memang, politik akhirnya akan berurusan dengan uang. Tapi, menurut Eki juga ada peluang untuk membuat perbaikan di Lampung Tengah dengan 3 cara, yaitu dengan menjadi Kepala Daerah, Menjadi Legislatif dengan dukungan minimal satu fraksi, atau Menjadi orang Kaya.

Umat Islam Harus Berpartisipasi dalam Pembangunan Nasional

Dalam perkembangan pemberitaan nasional maupun internasional, umat muslim sering mendapatkan tekanan yang harusnya dapat menjadi evaluasi bagi kita agar lebih peduli dalam membawa nama Islam. Umat Islam yang menempati urutan pertama jumlah penganut agama di Indonesia harusnya mampu berpartisipasi dalam Pembangunan Nasional. Banyak hal yang harus diperbaiki, Banyak hal baik yang perlu di teladani. Islam bukanlah koruptor, bukanlah Teror. Semangat-semangat seperti inilah yang seharusnya diarahkan untuk berpartisipasi dalam pembangunan Nasional. Apalagi kebanyakan masyarakat yang tidak mampu juga beragama Islam. Hal ini tentunya dapat menjadi dorongan semangat tersendiri bagi golongan muda Islam yang saat ini sedang dalam masa-masa persiapan untuk berkontribusi bagi negeri. 

Visi Besar, Misi Jelas

Upaya-upaya tersebut tidak akan terwujud tanpa adanya sebuah visi yang besar. Sebuah visi akan mengantarkan individu maupun kelompok ke dalam upaya-upaya besar untuk mensukseskan Visi tersebut. Permasalahan yang timbul dapat diambil sebagai pembelajaran, misalkan: konflik beberapa kelompok agama, pencemaran nama baik oleh Koruptor dan Pejabat yang tidak Amanah, dll. Seorang muslim sebetulnya telah memiliki visi besar yakni kehidupan yang baik di Akhirat. Akan tetapi gagasan besar ini perlu detail lebih lanjut, seperti amalan apa saja yang perlu dilakukan untuk mendekatkan diri kita kepada Allah SWT? Salah satu hadis shahih menerangkan bahwa amalan seseorang tidak bisa memasukan dirinya kedalam Surga. Hadist tersebut berasal dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:

لَنْ يُدْخِلَ أَحَدًا عَمَلُهُ الْجَنَّةَ قَالُوا وَلَا أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ لَا وَلَا أَنَا إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِي اللَّهُ بِفَضْلٍ وَرَحْمَةٍ
“Amalan seseorang itu tidak akan bisa memasukkannya ke dalam surga.” Para sahabat bertanya: “Tidak juga anda, wahai Rasulullah?” Nabi menjawab: “Tidak pula aku, akan tetapi Allah telah melimpahkan keutamaan dan rahmat-Nya kepadaku.” [HR Al Bukhari (5673) dan Muslim (2816)] 

Hadist diatas menerangkan bahwa seseorang tidak dapat masuk surga kecuali disebabkan keridhoan Allah SWT. Hal ini disebabkan beberapa manusia yang melakukan amalan untuk meraih simpati dari orang lain. Jadi sebelum kita membahas lebih jauh, mari kita luruskan niat kita. Apa yang kita lakukan ini semata-mata mengejar Ridho Allah dan bukan karena keinginan mendapatkan kekuasaan maupun imbalan lainnya. Ada banyak tuntunan Islam dalam kehidupan sehari-hari maupun yang berkaitan dengan Pembangunan Nasional. Salah satu ayat yang paling saya soroti yakni untuk membela kaum dhuafa dan tidak merusak alam. Arahan untuk membela kaum duafa dibahas lengkap oleh Dr. Kuntowijoyo dalam bukunya berjudul Dinamika Umat Islam di Indonesia  Menurutnya, Tahun 1985, 36 juta penduduk dari kelas lemah secara ekonomi maupun politik adalah kaum muslimin. Mereka yang miskin, bodoh, sakit-sakitan, adalah kaum muslimin. Inilah kenyataan kita yang harus kita perbaiki. Selain itu, Al-quran sendiri telah mengingatkan sebanyak 22 kali tentang perkara melindungi kaum Dhuafa, diantaranya pada surat Al Baqarah ayat 83, 177, 215, 220, An Nisa ayat 2, 3, 6, 8, 10, 36, dan 127, Al An'aam ayat 152. Islam juga sangat peduli terhadap nasib anak Yatim. Hal tersebut terlihat pada hadist tentang anjuran Rasulullah saw untuk memperlakukan dengan baik kaum yatim ''Sering-seringlah mengusap kepala anak yatim,'', dan ''Hiasilah rumahmu dengan (memelihara) anak yatim.'' 

Bpk. Sobirin
Sementara anjuran Islam untuk menjaga alam saya dengar pertama kali dari tokoh penjaga kebersiha n di Kota Bandung bernama Bapak Sariban saat mengisi Dialog Tokoh di Asrama PPSDMS Regional 2 Bandung. Baginya, lingkungan atau alam perlu dilestarikan sebab hal itu merupakan amanah dari Allah SWT. "Kalau bukan kita siapa lagi, kalau bukan sekarang kapan lagi". Selain itu, pertemuan saya dengan Pak Sobirin sebagai mantan kepala PUSAIR dan saat ini menjadi tokoh di Dewan Pemerhati Lingkungan Tatar Sunda (DPLTS) telah mengajarkan betapa indahnya Islam memerintahkan manusianya menjaga lingkungan. Beliau mengutip ayat "Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar)." (QS Ar-Ruum ayat 41). Kini, beliau dan DPLTS  aktif memperjuangkan agar penggunaan Waduk Jatigede dibatalkan karena berdampak negatif bagi lingkungan.

Gelas yang Pecah


Seperti gelas yang pecah,

Kadang kita perlu membersihkannya

bukan untuk mengembalikannya seperti semula

tapi untuk mencegah orang lain atau diri kita sendiri terluka.

Begitu juga dengan Hati

Sekian.


*Pikiran selintas saat membersihkan gelas pecah di Asrama PPSDMS Bandung, 28 Agustus 2015

KKNM-PPMD UNPAD Desa Sindang Panji 2015 (Bagian Akhir)

Assalamualaikum Wr Wb

Perjalanan saya sebagai mahasiswa yang sedang melakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) akan segera berakhir. Banyak suka dan duka dalam perjalanannya. Pada kesempatan kali ini saya ditunjuk sebagai Koordinator Desa. Bagi saya, kesempatan KKN kali ini sangat berkesan dan memberikan tambahan semangat untuk berbakti bagi negeri, meskipun secara kelembagaan di internal masih banyak pekerjaan rumah yang perlu diperbaiki.  Hari ini saya bertekad menyusun berbagai pengalaman tersebut dalam sebuah karangan singkat sekaligus sebagai tugas dari Universitas dengan tema "Jika aku Menjadi Pengusaha Kreatif di Sindang Panji". Selamat menikmati :)

Asal usul nama Sindang Panji berasal dari kata "Sindang" yakni posisi terluar atau perbatasan dan "Panji" yang merupakan sebutan leluhur masyarakat di desa ini. Sampai hari ini makam 'mbah' Panji ini masih terjaga dengan baik dan beberapa pengunjung dikabarkan pernah menziarahi kuburan tersebut. Desa Sindang Panji adalah desa yang memiliki cita rasa kota. Desa ini dilalui oleh akses ke luar kota yaitu jalur Tasikmalaya-Cirebon dan Jalur Bandung-Kuningan via Cikijing. Desa Sindang Panji memang menjadi perbatasan antara Kabupaten Majalengka dan Kuningan. Bahkan, mayoritas masyarakat Sindang Panji melanjutkan pendidikan, berbelanja, dan berwisata ke Kuningan. Desa Sindang Panji memiliki topografi yang kaya yang terdiri dari perbukitan, kawasan perdagangan, kawasan pemukiman, dan kawasan pertanian di lokasi yang lebih datar. Pada awal kegiatan di Desa  saya sering berjalan-jalan untuk melihat kondisi desa tsb. Hasilnya ada satu wilayah yang saya fikir berpotensi untuk dikembangkan sebagai daerah wisata, yaitu pada daerah bukit sebelum masuk wilayah Kuningan yang bisa disejajarkan dengan lika-liku Cadas Pangeran dan keindahan "City View" layaknya di Punclut. Alhasil saya memutuskan untuk menjadi Pengusaha Kreatif di Desa Sindang Panji.

Untuk Perempuan yang Melihat Bintang penuh Harapan

Untuk kamu yang melihat bintang penuh harapan
Cinta kadang bukanlah sesuatu yang sederhana
Bukan juga hal yang rumit dan perlu dipusingkan
Cinta ialah anugrah terindah yang bahkan perlu kamu bawa sampai surga

Begitu juga dengan mu, aku melihat di dirimu
Bola matamu, tawa candamu, atau sekedar lirikan itu
Menyatu sempurna sebagai isyarat tertentu
Menyaksikan diriku yang dulu dan harapanku

Aku belajar dari semua kesalahan
Bahwa Cinta bukan masalah yang harus diselesaikan
Bahwa perempuan juga tidak perlu kepastian
Kepastian dari Manusia yang sering membuat kecewa

Seperti bintang yang kau lihat sepintas lalu
Atau matahari yang esok akan menyapamu
Semua berputar dalam sebuah kepastian
Jangan salah langkah, semua dalam kepastiaanNya.

Semua Orang Berhak Bahagia

Semua orang punya hak untuk bahagia
Entah orang tua, janda muda, atau anak yang lahir duluan
Sebab Tuhan maha pengampun

Semua orang punya hak bahagia dan butuh dibahagiakan
Pejabat yang macam dewa, atau tukang asongan yg berjualan celana
Semuanya memiliki hak bahagia

Perempuan yang sudah tidak gadis lagi
Atau pria yang hidup layaknya zombi
Semua dari mereka masih punya kesempatan bahagia

Sebab Tuhan maha penyayang maha pengampun
Mengapa demikian sulit menghilangkan stereotip pada mereka
Mereka manusia juga punya hak bahagia

KKNM-PPMD UNPAD Desa Sindang Panji 2015 (Bagian 2)

Hari ke-5
                Kunjungan ke dusun2 adalah sebuah kegiatan yang paling banyak dinanti beberapa teman karena kita akan lebih dalam belajar kepada masyarakat. Maklum saja, rumah pemondokan kami yang berada tidak di pusat pemukiman warga menyulitkan interaksi kami terhadap warga. Harapan saya tidak berlebihan, yang penting kita mulai mampu berkenalan dengan warga. Mensejajarkan diri dengan warga masyarakat, bahwa orang kota dan desa mempunyai derajat yang sama. Sehingga, kelak pembangunan dapat lebih merata. O iya, hari ini kami mengunjungi ibu Ros (pengusaha jeans 74) yang sudah cukup berkembang usahanya. Sayangnya, beliau bersama beberapa saudaranya mengalami penundaan pembayaran dari pembeli di Medan senilai 350juta. Permasalahan ini nantinya akan coba diselesaikan melalui pendekatan komunikasi pemasaran sebagai program unggulan KKNM-PPMD UNPAD Desa Sindang Panji 2015.

Hari ke-6
                Setelah hari-hari yang – menurut saya tidak – serius, akhirnya kami akan pergi jalan-jalan. Yeay! Sebelum jalan2 saya sempat melakukan survei terlebih dahulu bersama Edo. Khusus untuk bagian ini, biarkan foto-foto yang berbicara banyak :D

KKNM-PPMD UNPAD Desa Sindang Panji 2015 (Bagian 1)


Hari Ke -1
                Sindang Panji adalah sebuah nama daerah dimana berdirinya sebuah institusi terkecil milik negara, mungkin kita lebih akrab menyebutnya sebagai desa. Memang bukan kota tapi juga sudah bukan desa. Sindang Panji adalah sebuah fenomena perubahan desa menjadi kota melalui terbukanya akses ke kota yang terdekat, yakni Kuningan. Hari ini kami tiba di desa tersebut. Bersama dengan 20 teman dari berbagai fakultas lainnya dalam sebuah program bernama KKNM – PPMD Integratif Universitas Padjadjaran. Beristirahat sebentar, agar siap untuk beraktivitas selama 30 hari kedepan. Tertanda Kordes!

Hari Ke- 2
                Pagi-pagi sekali, teman dari desa Cisoka datang ke rumah kami. Padahal, rencananya kami juga akan berangkat berkunjung ke Desa Sindang Panji. Akhirnya, setelah terasa cukup berbincang-bincang kami memutuskan untuk bersama ke desa Cisoka. Desa kami dan desa Cisoka berada dibawah bimbingan bapak Suwandi, yakni dosen dari FIKOM yang bertekad mengadakan kegiatan terkait komunikasi pemasaran. Sesampainya disana kegiatan terbagi diantara silaturahmi dan temu kangen teman satu fakultas ataupun berbagai hubungan lain yang – kalaupun tidak ada – dihubung-hubungkan (Sontohnya:Sama-sama dari Garut/Tasik, atau sama2 dari Unpad (?)). Senyum pun terkembang diantara mereka, tak terkecuali para Pria yang akhirnya bertemu dengan Jihan. Mahasiswi asal malaysia yang - boleh lah – kita sebut cantik. Dalam kesempatan ini juga keluar berbagai rencana, gagasan, harapan dari kedua kelompok, serta gombalan dari mang asep. Sebuah bentuk sempurna dari pertemuan yang tidak direncanakan. Mohon maaf kami minta sedikit Soerabinya ya :)

Tugas Manusia sebagai Khalifah dan Janji-Janji Surga

[30 Menit Menulis]

Selamat Pagi rekan-rekan!
                Semalam saya dihampiri pemikiran menggelitik mengenai sebuah pertanyaan dilematis dari janji-janji surgawi yang dinilai cenderung penuh birahi dari orang-orang yang gemar mengkritik kandungan atau isi Al-Quran. (Anda dapat melihatnya disini) Di dalam Al-Quran, disebutkan bahwa Allah menjanjikan kehidupan yang baik dan abadi di Surga dimana terdapat sungai yang mengalir jernih seperti susu, gelas anggur yang tidak menyebabkan keluarnya omongan yang tidak berguna, dan bidadari-bidadari yang disiapkan oleh Allah S.W.T. Beberapa hal yang akan diperoleh orang beriman Islam di Surga tersebut merupakan hal yang terlarang di Bumi. Setelah merenunginya sebagai seorang Muslim sudah sepatutnya kita mempercayai keseluruhan isi Al-Quran. Ada dua hal utama yang dapat menjelaskan ketentuan Allah tersebut.
                Pertama, sesungguhnya Allah S.W.T sebagai pencipta kita maha mengetahui makhluk ciptaannya. Allah S.W.T membekali manusia dengan berbagai ragam fungsi dimana terdapat kebutuhan psikis maupun fisik termasuk kebutuhan seksual. Hal tersebut dapat kita ketahui dengan ditemukannya dzat kimia aktif di otak yang dapat mendorong kebutuhan seksual yang perlu untuk dipenuhi. Akan tetapi, upaya pemenuhan yang salah akan membawa bencana bagi Manusia yaitu seperti penyakit seksual, kerusakan hubungan rumah tangga, dll. Sementara, Allah SWT yang maha mengetahui telah memperbolehkan hubungan seksual dalam pernikahan sebagai wujud kasih sayang-Nya dan juga merupakan Sunnah Rasulullah SAW.
                  Kedua, Manusia juga memiliki tugas dibumi sebagai Hamba Allah dan Khalifah di Bumi. Inilah yang menjadi gagasan pokok pikiran saya mengapa hal-hal yang dilarang Allah di Bumi akhirnya diberikan Allah di Surga. Menurut saya, alasannya karena apabila hal-hal tersebut tidak diatur dapat mengganggu manusia dalam menjalankan tugas nya di bumi. Akan tetapi, saat sudah berada di Surga tugas Manusia sebagai khalifah pun telah berakhir dan tinggal menunggu pembagian rapot dan janji surga tersebut sebagai penghargaan dari Allah S.W.T. Dengan demikian, saya menyimpulkan bahwa terlalu 'naif' orang yang mengkritik surga karena Allah maha mengetahui kebutuhan manusia. Selain itu, Kita juga dapat mengkaji secara ilmiah berbagai perintah Allah yang terbukti bermanfaat bagi manusia secara ilmiah. 

Refleksi Ujian Akhir Semester Genap 2015


Assalamualaikum Wr Wb,

Apa Kabar? 
Semoga siapapun itu semoga dalam keadaan baik hehe. Berprasangka baik kepada ketentuan Allah SWT.

Hari ini, saya ingin bercerita mengenai Ujian Akhir Semester (UAS) HI UNPAD 2012 yang telah berakhir. Kami menyebutnya sebagai Marathon UAS karena terdapat 8 ujian masing-masing 2 ujian setiap hari beserta tugas lainnya. Oleh karena itu, kami perlu menyiapkannya dengan sangat baik. Ujian kali ini sangat penting karena hasilnya akan menentukkan apakah saya akan bertahan di Asrama PPSDMS Regional 2 Bandung dan tentunya jawaban dari pertanyaan keramat: Seberapa lama saya akan lulus?. Cerita ini nanti akan dibagi menjadi tiga bagian pokok yaitu bagaimana persiapan menghadapi ujian tsb, sikap seperti apa yang diperlukan dalam mengerjakan ujian, dan Dua Doa Lagendaris. Khusus bagian Dua Doa Lagendaris ini bakal jadi special edition. 

Persiapan yang Matang

Meskipun belum juga pengumuman, pada ujian kali ini saya merasa lebih tenang dan tidak terlalu banyak penyesalan karena persiapan yang lumayan lebih baik. Bukan semalaman belajar atau sudah disiapkan sejak lama, namun setidaknya cukup untuk menjadi gagasan pokok untuk mengembangkan jawaban uraian berikutnya. Selain itu, domisili yang berada di Bandung ternyata betul-betul menguras tenaga dan perlu dicari alternatifnya.

Penumpang dan Taksi yang Tak kunjung Datang


Sadang Serang, 02 Juni 2015

                Malam lalu, aku pulang sedikit malam. Belum berbuka puasa, dan belum shalat maghrib. Waktu itu Bandung sangat macet sekali, Dari Jatinangor yang biasanya hanya 90 menit jika menggunakan damri melonjak menjadi 150 menit. Alhasil, sampai pun terlambat. Akan tetapi, ada satu hal yang menarik ketika saya menyaksikan dua orang yang berdiri diantara kegelapan yang remang-remang maghrib itu sambil menanti Taksi atau yang lebih tepatnya angkot. Sayangnya kedua orang tersebut bukan menunggu di terminal, melainkan di tempat yang sedikit lebih jauh dengan harapan tidak harus menunggu angkot itu ngetem.
                Dalam kondisi malam-malam yang semakin gelap gulita tersebut, saya berfikir apabila taksi yang ditunggu-tunggu juga berfikir bahwa mungkin tidak ada penumpang lagi. Maka penumpang dan taksi tidak akan pernah bertemu. Pada titik ini, asumsi saya melambung bahwa cinta pun demikian. Apabila tidak ada yang berupaya menghampiri tidak akan tercipta pertemuan. Sebuah hal yang kemudian membuat saya menarik nafas dalam-dalam. Namun, belum selesai tarikan nafas itu terasa ngilu ketika diujungnya. Masih tersisa namamu. Mungkin inilah mengapa orang mengatakan bahwa “ini dari hati yang paling dalam”. Adalah paling dalam karena ketika semua bayang berusaha kuhilangkan, sebutan tentang dirimu masih bertahan. Dan setiap tarikan nafas aku berusaha berdamai dengan semua ini.
                Maha suci Allah, yang menciptakan manusia berpasang-pasangan. Sungguh, Dzat yang mampu membolak-balikan hati makhluknya. 

Akhirnya Mengerti Juga : Manfaat di balik Larangan Allah SWT

Sungguh manusia itu bersifat bodoh, ia merugi, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shaleh. Orang-orang yang bersungguh-sungguh dalam ketaqwaan. orang-orang yang senantiasa dihatinya mengharapkan keridhaan Allah. Selama ini, aku mengikuti sebagian besar aturan Islam dan aku ikhlas karenanya bukan pula karena pandangan orang atau apa. Namun, karena kesadaran diri atas keberadaan ilahi. Sayangnya, aku masih sulit berhenti untuk urusan ini sampai aku mengerti sendiri. Aku mengerti mengapa pada sebuah promosi kondom di masa Valentine orang menyertakan Coklat. Aku mengerti mengapa Islam sangat amat menganjurkan menikah. Sampai akhirnya aku mengerti bahwa di balik larangan zina mata, telinga, maupun hal lainnya itu semata-mata diberikan untuk kebaikan manusia. Dia yang menciptakan manusia, maka dia yang paling tahu rumusan tubuh manusia. Aku merasakan respon biologis tidak sesuai dengan kontrol di akal. Dalam hal ini, aku khawatir bahwa badan sudah terbiasa dan punya kecenderungan negatif. Hari ini, saya sudah keterlaluan karena tidak mampu mengontrol emosi lagi. Semoga tulisan ini menjadi prasasti bahwa hal tersebut benar-benar tidak terjadi lagi. setahun, atau dua tahun lagi untuk bersabar. Lalu sempurnakanlah agama, jadilah pribadi yang baik. Mohon ampun atas segala dosamu. Jadilah seorang seperti yang sebenarnya kau inginkan. bukan orang yang dapat dikendalikan dengan hawa nafsu.

Berjanjilah.

Gie dan Realitas Kehidupan Manusia-manusia Kecil


           Kisah Gie atau Soe Hok Gie merupakan kisah yang selalu diceritakan berulang-ulang oleh kebanyakan mahasiswa, bahkan menjadi narasi para mahasiswa untuk berani memperjuangkan rakyat-rakyat kecil. Saya masih ingat betul, bagaimana saya disodori buku Soe Hok Gie oleh kakak kelas semasa SMA. “Ini kitabnya mahasiswa” katanya. Meskipun, saya belum membaca buku tersebut. Hari ini, melalui film Gie saya sadar semangatnya sama dengan semangat saya.
Dalam kisah tersebut, Gie adalah sosok yang berani berdiri atas nama kebenaran tanpa syarat; pandangan agama, suku, dll. Gie adalah aktivis yang sangat akrab dengan lingkungan, menurutnya alam adalah teman jiwanya. Gie adalah pendiri Mapala UI. Kebenaran adalah sebuah hal yang selalu ia upayakan dalam mengkritik pemerintah melalui surat kabar. Perjuangannya mengundang ketertarikan beberapa golongan untuk bekerja sama, namun Gie menolak upaya menarik simpati masyarakat untuk kepentingan segelintir kelompok. Gie memilih membela manusia-manusia kecil yang tidak diperhatikan pemerintah, ketika suara kebenaran nyaris tidak memiliki tenaga. Gie tak peduli resikonya. Gie melawan pemerintah.
Presiden Soekarno terjungkal, Partai Komunis menjadi tumbal, dan saat itu negara dikuasai oleh militer. Beberapa penjagalan kelompok komunis dilakukan dibeberapa titik dinegeri ini. Kita tidak berbicara mengenai identitas, karena mereka juga adalah manusia yang ‘seharusnya’ tidak bersalah dalam menyampaikan pendapatnya. Manusia-manusia kecil yang tertarik ikut gerakan komunis karena kesusahan hidup itu akhirnya ikut dibunuhi. Gie merasa bahwa dirinya ikut bertanggung jawab atas kematian orang-orang tersebut.
Pada 16 Desember 1969, Gie berangkat ke Semeru menuju tempat dimana dia merasa damai. Hidup di kota membuatnya jengah, lampu-lampu kota di Jakarta yang menyinari bis yang dinaikinya terasa kosong. Kedamaian yang kosong. Dalam Film tersebut, Gie mengirimi Ira, wanita yang disukainya, sebuah surat yang menyatakan bahwa dia ingin tenang bersamanya selamanya. Namun, Dalam referensi yang saya cari di Internet Gie meninggal bersama Idhan Lubis sehari sebelum hari ulang tahunnnya pada tanggal 17 Desember akibat mengirup gas beracun.

Refleksi Selasa

Dari tujuh hari dalam seminggu, hari selasa selalu menjadi hari yang spesial.Karena di hari selasa aku memiliki waktu luang dipagi hari, meskipun sering juga telat masuk kelas pukul 12.10. Tapi hari selasa selalu istimewa, karena dihari itu ada kumpul properti, Gema Publika, Latihan Bulutangkis, dan jadwal khusus bareng temen-temen di nangor. Oleh karena itu, hari selalsa memiliki energi yang berbeda dari hari-hari yang lainnya. 

Tapi, diselasa hari ini semua terasa lebih istimewa. Seseorang mengirimkan hadiah dan dorongan untuk semangat UTS, dan seorang yang lain menunjukkan antusias yang tidak biasa ketika melihat   kertas yang berisi pesan hadiah itu. Terlebih lagi ketika temannya menunjukkan kertas tersebut dengan nada sindiran dan aku menangkap sendiri ekspresinya. 90% aku semakin yakin kerinduan selama ini menjadi benar. 

Dia adalah seorang yang bahkan belum bertemu secara langsung aku merasa telah menemukannya, Dia juga seorang aktivis, atau setidaknya peduli dan berbaur dengan rakyat miskin, Hebatnya, dia seseorang yang mampu masuk ke berbagai golongan -seperti yang aku idam-idamkan-. Dia adalah pribadi yang cerdas, yakni syarat lain selain agamanya baik dan menyenangkan hati. Dia yang enak diajak untuk mengikuti kompetisi. Dia yang membuatku pernah melakukan usaha lebih, dan dia juga yang menarik dan bisa ditarik. akankah setia? waktu akan berjalan.

Waktu akan berjalan dan menunjukkan kesetiaan akan berada dimana, selama itu aku berjanji akan menyiapkan diri, aku tidak akan lari kala kau memintanya. aku ingin jadi salah satu pembahagiamu, tapi aku tak mau aku jadi kesedihanmu. tentang dunia, politik, pengabdian masyarakat, bahkan waktu, darah, dan air mata mungkin akan lebih banyak merengguhku darimu. Malam ini juga ku menonton film Guru Bangsa Cokroaminoto, layaknya Habibie, aku merasa itu cerita kita berdua. Maka, jika boleh kuberi tahu berat rasanya bagiku memilihmu, karena yang kau terima akan lebih banyak penderitaan. kecuali kau menyukain penderitaan disini dan kebahagiaan dinegeri kelak. 

Selamat malam yang terlalu malam, Selamat pagi yang terlalu pagi! 
Boleh aku panggil kau Sayang?

#Flashback21tahun


Kita akan berpulang tak tau arah,
Kita akan berpulang untuknya,
entah karena apa, rindu?
barangkali agar tau arah saja.
#Flashback21tahun

1994, belum ada ingatan apa-apa. baru lahir kedunia, seorang yang ditunggu-tunggu oleh orang tuanya: Semoga bisa memberikan bahagia!
1995, Apa yang biasa dilakukan bayi umur 1 tahun? rasanya tidak beda jauh. Saya sudah bisa naik pesawat Hercules waktu itu! Opa meninggal.
1996, Hidup tak boleh bersedih. Ayah berpesan untuk jadi kuat, ibu mendoa. sudahkah berlari? yang pasti ayah baru membangun rumah waktu itu.
1997, waktu itu masih senang main kuda-kudaan di punggung ayah, aku atau ayah menyenggol meja, pecah kacanya, tapi kata ibu tidak apa-apa:)
1998, Sebagian besar orang beli panci dan ditaruh didepan pintu katanya sih mau Kiamat, ternyata itu namanya krisis moneter. Berat-berat.
1999, Krisisnya berakhir, tapi siapa tau nasib bayi ini? ah balita. kami balita-balita reformasi. Menagih janjimu wahai pejabat negeri!

"Kutimang si buyung belaian sayang, anakku seorang tidurlah tidur. janganlah kau lupa ibu menjaga ayah mendoa, agar kau kelak tumbuh dewasa"

Bersyukur jangan Mengeluh

Banyak yang menghilang jika kita tidak bersyukur,
termasuk tentang perjalanan hidup ini.
Terkadang saya menggambar kesalahan terlalu dramatis, tragis, dan berbagai ungkapan lainnya.

Sesekali berilah penghargaan terhadap dirimu sendiri.
Biarkanlah dirimu tersenyum puas,
meskipun satu dua kesalahan terletak didalamnya.

Mengertilah,
Hidup ini bukan tentang maju atau mundur,
melainkan bagaimana kita mengemudikannya dengan benar.
Kini, yang lalu, dan masa depan akan terus berjalan.

Mengapa engkau berhenti?
Mengapa engkau menepi?
Mengapa engkau berkeras hari?
Mengapa melamun sendiri?


Asrama dan Asmara

Malam sudah tak terlalu malam,
Pagi sudah tak terlalu pagi
Semenjak aku diasrama ini
Melayang penuh keteguhan hati.
Malam sudah tak terlalu malam,
Pagi sudah tak terlalu pagi
Kalau sudah bertemu jati diri
Tunggu dan jangan berlari-lari lagi
Malam sudah tak terlalu malam,
Pagi sudah tak terlalu pagi
Berbisik tegas kepada diri
Jadilah Muslim sejati!
Malam sudah tak terlalu malam,
Pagi sudah tak terlalu pagi
Kalau yakin cinta itu suci
Maka penantiannya jangan kau nodai
Malam sudah tak terlalu malam,
Pagi sudah tak terlalu pagi
Sekali-kali mesti berhati-hati
Jangan lupa kesehatan diri sendiri
Malam sudah tak terlalu malam,
Pagi sudah tak terlalu pagi
Berhati-hatilah
Tak ingin kurobek senyumnya lagi


Asrama dan Asmara.

Hentikan hal itu diriku


Bagaimana cara memberitahukanmu tentang sesuatu yang tabu?
Tentang keinginan mendasar yang kau inginkan dari belaian kasih yang nyata?
Tentang seseorang yang sedikit banyak bisa meningkatkan rasa syukur kepada ilahi?
Tentang harga dari semua itu?

Bagaimana cara memberitahukanmu tentang sesuatu yang tabu?
Ketika jalanan itu penuh batu dan berduri sementara kau tidak pernah merasa sakit
Yang kau tahu kelak tinggal luka yang tersisa
Dan kini sebagian yang tersisa telah terluka dan sebagian lagi masih tersisa

Bagaimana cara memberitahukanmu tentang sesuatu yang tabu?
Aku ingin engau tahu bahwa itu tidaklah baik untukmu dan dirimu
Dengarkan lah itu kawanku dirimu begitu berharga.
Hentikanlah hal itu diriku!

Sadang Serang, dipenghujung malam sambil mengerjakan UTS yang dibawa pulang,
6 April 2015


Ikhlaskan Indonesia


Ikhlaskan Indonesia
Ikhlaskan Indonesia Jika Dia Bubar
Ikhlaskan Indonesia Jika Pemerintah Menjualnya

Ikhlaskan Indonesia Betapapun Kau Mencintainya
Ikhlaskan Indonesia Jika Nanti pun Sudah Tiada
Ikhlaskan Indonesia Jika Nanti Tinggal Sejarah
Ikhlaskan Indonesia Tempat Dulu Bercengkerama
Ikhlaskan Indonesia Karena Perjuangan berarti Menang dan Kalah
Ikhlaskan Indonesia Karena Tidak Semua Orang Sama
Ikhlaskan Indonesia, Karena 'Pesan' Kita untuk Senantiasa memberi manfaat kepada sesama, bukan menggulingkan pemerintah untuk kekuasaan orang lain. Ikhlaskan Indonesia. Ini kata-kata yang dapat saya ucapkan untuk meneguhkan diri untuk bertahan sesaat, melihat perkembangan, dan tetap bergerak memberi manfaat. juga kata-kata bagi mereka yang mencibir perjuangan saat ini, juga kata-kata bagi mereka yang berjuang di jalan agar tidak salah tujuan. Kalau salah, orang yang miskin akan tetap miskin yang lapar tetap lapar.

Ikhlaskan Indonesia kalau nanti sudah tiada.

Dinda dimana?

Dinda dimana?
Keresahan pemuda -juga pemudi untuk kanda- tingkat tinggi.
Masih berapa jauh lagi dirimu?
Seorang yang sama mengharapkannya dengan diriku

Oh, aku hampir lupa,
Allah maha mendengar, jadi tak usahlah ragu
ah, aku jadi ingat,
Allah juga melihat, seberapa jauh usaha mu?

Sarapan Sehat ala Rasulullah

Rasulullah telah menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Prof. Dr. Musthofa Rimadhon memberikan beberapa gambaran pola hidup sehat Rasulullah berdasarkan berbagai riwayat yang bisa dipercaya, sebagai berikut:
  1. Asupan awal kedalam tubuh Rasulullah adalah udara segar pada waktu subuh. Beliau bangun sebelum subuh dan melaksanakan qiyamul lail. Para pakar kesehatan menyatakan, udara sepertiga malam terakhir sangat kaya dengan oksigen dan belum terkotori oleh zat-zat lain, sehingga sangat bermanfaat untuk optimalisasi metabolisme tubuh. Hal itu sangat besar pengaruhnya terhadap vitalitas seseorang dalam aktivitasnya selama seharian punuh.
  2. Di pagi hari pula Rasulullah saw membuka menu sarapannya dengan segelas air dingin yang dicampur dengan sesendok madu asli. Ditinjau dari ilmu kesehatan, madu berfungsi untuk membersihkan lambung, mengaktifkan usus-usus dan menyembuhkan sembelit, wasir dan peradangan.
  3. Masuk waktu dhuha (pagi menjelang siang), Rasulullah senantiasa mengonsumsi tujuh butih kurma.
  4. Menjelang sore hari, menu Rasulullah biasanya adalah cuka dan minyak zaitun. Selain itu, Rasulullah juga mengonsumi makanan pokok seperti roti. Manfaatnya banyak sekali, diantaranya mencegah lemah tulang, kepikunan di hari tua, melancarkan sembelit, menghancurkan kolesterol dan melancarkan pencernaan. Roti yang dicampur cuka dan minyak zaitun juga berfungsi untuk mencegah kanker dan menjaga suhu tubuh di musim dingin.
  5. Di malam hari, menu utama makan malam Rasulullah adalah sayur-sayuran. Secara umum, sayuran memiliki kandungan zat dan fungsi yang sama yaitu menguatkan daya tahan tubuh dan melindungi dari serangan penyakit.
  6. Rasulullah saw tidak langsung tidur setelah makan malam. Beliau beraktivitas terlebih dahulu supaya makanan yang dikonsumsi masuk lambung dengan cepat dan baik sehingga mudah dicerna.

Bahwa gelap tak selalu jahat!

Aku teringat perkataan Rere, katanya "Wajahmu terlihat dewasa syad, tapi enggak tau yang lainnya". Aku sendiri merasa ada sesuatu yang keluar dari diriku, sebuah hal yang hitam namun memberikan pondasi pada pribadi yang lebih teguh. Terutama setelah membaca buku 'Senja di Jakarta' karya Mochtar Lubis. Dalam bukunya dibahas bagaimana kehidupan yang sebenarnya, kehidupan di kala senja. Rasanya aku telah membangkitkan hitamku, membuat garis diwajahku menjadi berbeda. Akan tetapi, kerinduan itu akan selalu ada. Entah untuk siapa. 

Bedanya kali ini aku lebih tenang, aku lebih bisa menguasai diriku. Rasanya nyaman terbebani seperti ini. Ini sisi gelapku, dan aku mulai bisa memakluminya; Bahwa gelap tak selalu jahat!

18 Maret 2015

Rumah Inspirasi, Rumah Kepemimpinan, Rumah Imperium
semuanya bergerak ke arah perbaikan negeri ini.
Mungkin tidak banyak orang yang akan berfikir seperti kita,
dan untuk itulah kita harus berjuang untuk menjadi lebih kuat.

Aku harus lebih kuat,
aku harus lebih hormat,
dan aku harus lebih taat.
Ini tentang Sinergi antara pencapaian dunia dan kedekatan dengan ilahi.

Aku tidak akan berlambat-lambatan lagi,
Aku akan bekerja keras untuk semuanya,
Bahkan jika nanti tidak juga kutemukan teman hidup itu,
Aku yakin tuhan akan selalu menyimpannya.

Memimpin adalah menderita, Leiden.
Tapi itulah aku dan memang disana diriku.
Aku masih tak tahu bagaimana mengucapkannya.
Aku akan berjuang benar-benar berjuang.

Mochtar Lubis, dan Indonesia Kini

Mochtar Lubis wartawan yang  independen menulis berita, tidak pernah mau jadi anggota partai politik, keras kepala ["memilih" dipenjara sembilan tahun semasa rezim Presiden Soekarno dan korannya, Indonesia Raya, diberedel sampai tujuh kali daripada tidak menulis kebenaran karena disuap penguasa], benci dengan kemunafikan orang Indonesia, dsb. Tetapi, tentu saja yang kuperbuat dalam jurnalisme tidak seberapa dibandingkan dengan yang Mochtar telah lakukan selama hidupnya. (Baca Lebih Jauh) 

Pada bagian awal buku 'Senja di Jakarta' dikisahkan empat cerita dengan tokoh yang berbeda; Dua orang sahabat yang berprofesi sebagai pemulung di pusat pembuangan sampah akhir, bapak kusir delman yang berjuang demi membiayai keluarganya, diplomat muda yang main belakang dengan istri kedua ayahnya, dan keluarga yang kesusahan untuk mendapatkan rumah yang layak karena mempertahankan idealisme 'anti-korupsinya'. Semua kisah yang berbeda-beda itu terjadi di ibukota, pada sebuah Senja di Jakarta. 

Lewat tulisan-tulisannya saya melihat kebobrokan moral yang terjadi di berbagai kalangan; kebanyakan golongan kaya adalah kalangan paling bejat di Ibukota, kebanyakan mereka memanfaatkan jabatan lewat jalur kepartaian dan memakan kesempatan orang dibawahnya tapi harus bersiap-siap dimakan juga, sementara orang yang miskin makin miskin tak sanggup membayar hutang makan siangnya yang sudah berminggu-minggu, pegawai negeri yang idealis itupun akhirnya terpaksa melanggar tekadnya demi kebahagiaan isterinya dan kebaikan keluarganya. 

Jika dalam survei 100 orang memerlukan serendah-rendahnya 10 orang yang disurvei, maka Jakarta adalah Indonesia karena mendapat kucuran dana 70triliun dari 636triliun total dana yang di transfer ke daerah belum lagi proyek nasional yang dilakukan di Jakarta. Itulah Jakarta dimana para politikus dan orang yang berkuasa di Indonesia berkumpul didalamnya, kejadian KPK, masalah makroekonomi dan hiruk pikuk berita nasional hari ini adalah akumulatif dari permasalahan masa lalu. Inilah negeri kita yang memang sudah banyak masalah kenapa kita masih bertegang pendapat? 

Banyak orang yang bicara tentang masalah negeri tanpa beraksi layaknya keburukan-keburukan  dalam buku Senja di Jakarta karya Mochtar Lubis yang ditutup-tutupi. Masalah akan tetap menjadi masalah jika tidak diimbangi tanpa solusi. Jika diibaratkan sebuah pensil, Aku khawatir perdebatan yang semakin meruncing namun tidak ditindak lanjuti dengan aksi kemudian hanya akan membuat pensil itu habis sebelum digunakan untuk membuat karya bernama Indonesia yang lebih baik dan bermartabat.

Maka renungkanlah dalam-dalam kata 'mulai dari diri sendiri' dan 'mulai dari saat ini' karena perbaikan dimulai dari situ, bersyukurlah anda dikarunia keprihatinan terhadap bangsa ini dan jangan sombong. Aku disini siap berdiskusi dan mulai menyusun langkah, ada yang sudah aku kerjakan dan ada yang masih dalam persiapan. Andai kita semua bergerak untuk tujuan yang sama maka mudah-mudahan kelak kita akan bertemu pada tempat yang sama.

Tanggung Jawab

Hari ini aku menemukan kondisi dimana sebuah tanggung jawab merupakan bagian tanggung jawab lainnya. Ceritanya hari ini seorang dosen menyampaikan betapa banyaknya informasi keagamaan yang berisi nilai-nilai keagamaan justru menjurus pada hal provokatif. Kemudian, beliau menegaskan bahwa tanggung jawab memberitahukan adalah tanggung jawab orang tua jadi tidak perlu saling memperdebatkan prinsip. Lantas, bagaimana tanggung jawab atas ilmu dan pengetahuan yang kita miliki?. Apa lebih baik jika tidak memiliki ilmu saja, tapi bagaimana tanggung jawab atas waktu yang tidak kita gunakan untuk mencari ilmu?.

Dalam kisah Sahabat Rasullullah, dia menjelaskan bahwa kehidupan didunia itu harus berhati-hati layaknya kita berjalan di taman berduri. Semua hal perlu dipikirkan matang-matang landasannya agar tidak salah langkah. Inilah hidup yang harus penuh tanggung jawab atas amanah, Inilah kesempatan mengambil pelajaran berharga agar bertanggung jawab atas jabatan yang selama ini diberikan; Jiwa Raga, Islam, dan Mahasiswa. Semoga aku ingat betul amanah tersebut.

Resume Buku: Potret Singapura dalam Kacamata Permasalahan Bangsa

Singapura telah menjadi tujuan destinasi kunjungan dinas dikalangan pemerintah pusat dan daerah, biasanya kebanyakan birokrat ingin menerapkan sistem kebersihan dan ketertiban yang serupa di Indonesia. Persoalan negeri ini bukan terletak pada sumber keuangan, tidak juga pada tenaga ahli yang bisa disewa, maupun rekayasa peraturan yang bisa dilakukan agar bisa mensejajarkan diri setara dengan Singapura.

Permasalahan bangsa ini – jika dibandingkan dengan Singapura – terletak pada ketahanan nasional yang belum dapat dibentuk dengan baik karena tidak adanya kesepahaman antara semua kekuatan politik bangsa dengan pemerintah yang berkuasa. Di bidang politik luar negeri, Singapura mampu bersikap Pragmatis dengan menghargai perkembangan apapun dan terbebas dari ideologi atau dogma mana pun; Waspada atas perubahan apapun di dunia, seperti struktur politik dan ekonomi global; dan memiliki perencanaan kedepan (futuris) dengan melakukan berbagai pengkajian skenario masa depan.

Prasangka

Maha suci Allah dengan segala pemberian prasangkanya
dengan segala hal yang sempat kami kira kebetulan
adalah Engkau yang menciptakan manusia
maka engkau yang maha mengerti tentang cinta

Maafkan kami yang lebih sering sok tahu
Bahkan-bahkan hingga melupakan perintah Mu
Maafkan kami yang lebih sering teralihkan dari Mu
padahal cinta nyatanya berasal dari Mu

Semoga Engkau mengampuni kami
dosa-dosa orang yang mau jujur akan dirinya sendiri
sering kami tak kuasa hingga bertanya pada diri sendiri
Apakah ini akan berakhir atau justru baru dimulai?

Mata Air Ilmu

Belakangan sering timbul keinginan untuk lebih banyak membaca buku seperti kehausan akan ilmu. akan tetapi, sampai saat ini memang belum berhasil menemukan mata air ilmu tersebut. Memang ada tapi hanya saja belum ditemukan. Dan kembali lagi saya membuat tulisan sebagai rangkaian pertanyaan-pertanyaan, Apa yang dapat menghapus dahaga tersebut?

1. Membaca Al-Quran beserta artinya
2. Membaca risalah kehidupan Rasulullah dan Sahabat
3. Membaca karya sastra?
4. Mendengarkan musik bersemangat??
5. Berlari, berjalan, berteriak???
6. Berkunjung ketempat-tempat lain.

Mata air itu abadi, ilmu juga seperti itu. Alhamdulillah, sepertinya musik yang bersemangat yang menemani penulisan ini dapat mengantarkan diri ini menuju mata air tersebut. Maha suci Allah.



Menurutmu mata air ilmu seperti apa yang dapat menghapus dahaga ketika kalian haus akan ilmu?

Lampung Tengah 2020-2025


Inilah rancangan konsep yang saya fikirkan untuk Lampung Tengah, semoga bisa lebih matang lagi :)

Yakin jadi Developer

Bismillahirrahmanirrahim, Insyaallah dengan ini saya yakin untuk terjun di dunia developer properti. Karena beberapa alasan yang sangat kuat:

1. Merupakan passion saya
2. Menjadi modal finansial untuk membangun sebuah keluarga
3. Untuk mendukung berbagai kegiatan sosial saya, terutama terkait pelaksanaan harian Taman Bacaan 'Jedun'
4. Mengisi waktu kosong selama kuliah agar lebih bermanfaat

Semoga semakin jelas dan semakin mantap tekadnya. Bismillahirrahmanirrahim :)

Sekoteng Bandrek

Pernahkah kau berada dalam situasi yang buntu, semua terasa begitu sulit, begitu tidak menyenangkan, hambar, kosong bahkan menakutkan?
Itu adalah saat اللّه mengizinkan kau untuk diuji, Dan اللّه ingin mendengar rintihan serta do'amu agar kau menyadari akan keberadaan-NYA....
Karena Ia tahu kau sudah mulai melupakan-NYA dalam kesenangan
(QS 47:31, 32:21).

Sekoteng dan perjalanan mengejar harapan

Setelah selesai bermain futsal rasanya enak sekali jika bisa menemukan tukang sekoteng, obrolan dengan kang Madi yang melatarbelakangi semua ini. Setelah mengantar kang Madi ke asrama, saya langsung mencari dimana kira-kira tukang sekoteng mangkal. Kalau di Bandar Lampung memang ada yang khusus mangkal. Dengan optimisme saya mengendarai motor tenang dengan target menuju simpang Dago. Sebelum pertigaan, masih di jalan tubagus ismail saya berfikir begini mungkin perjuangan mengejar seseuatu atau seseorang yang kita inginkan, secerdas apa kita mencarinya. Fikiran pun mulai memetakan kondisi saat itu dengan permasalahan yang saya hadapi saat ini. Jangan-jangan ini kesempatan dari Allah bagi saya untuk mengambil pelajaran.

Aku, Dirimu, Dirinya

Belum lama berkenalan, dan seperti biasa gampang kegeeran sampai sudah merasa menemukan. Banyak sekali kebetulan-kebetulan yang tidak disengaja justru mempertemukan. Awalnya terasa dekat, lalu setelah minggu-minggu yang luar biasa itu aku niatkan untuk menjauh. Ternyata waktu berkata lain, pelan-pelan dipertemukan lagi dan terjadi saling pandang yang 'ah sudahlah' haha. 

Saya coba membuka lagi pesan-pesan lama, untuk menemukan cara bagaimana harus meyakinkan langkah yang selanjutnya harus diambil. Sayang ternyata sudah hilang semua. Sampai akhir-akhir ini selalu terngiang lagu yang liriknya 'aku, dirimu, dirinya' entah dari mana pertama kali mendengarnya. Baru saja aku cari di internet potongan lirik yang teringat yaitu aku, dirimu, dirinya; dan ternyata memang itu judul lagunya. Lalu setelah nonton videonya untuk pertama kali, video lagu ini sangat saya sekali. Subhanallah.

Ini saya bagikan, Selamat menyaksikan :)