Atau memang sudah takdirnya bangsa kita terbelakang ??? 

kita dibuai dengan julukan bangsa yang ramah, atau kita sebenarnya dianggap mudah terkena tipu daya?

atau...

mungkin saja kita yang sudah hilang kebanggaan dan optimisme kita sebagai bangsa Indonesia. -_-

#inilah renungan pagi dimeja batu belakang Gedung HI (B FISIP).

Renungan saat melihat 2 rekan kuliah yang justru "disuruh dengan ikhlas" menuliskan tugas dari dosen untuk 2 mahasiswa internasional yang meremehkan perkuliahan ddikampus ini dan nyaris saja tidak diijinkan lagi oleh sistem untuk mengikuti UAS.-absen 3 kali,tidak boleh ikut UAS-

namun sekali lagi saking ramahnya bangsa ini, dosen pun memberi kesempatan untuk mengganti ketidakhadiran mereka dan keterlambatan tugas mereka dengan mengirimkan review dari kelas yang mereka tidak hadiri dan mengerjakan tugasnya. bayangkan 3 kali tidak hadir, 2 kali tidak mengumpulkan tugas, bisa diganti dengan mereview kuliah?? bagaimana dengan keadilan bagi yang hadir dan mengerjakan tugas?

hmm terlepas dari kemungkinan bahwa dosen punya rencana lain. 

saya lebih terfokus pada kejadian saat 2 mahasiswa indonesia ini sudah panjang lebar menjelaskan tugas tersebut, 2 abroad student ini sedikit lupa. dan akhirnya 2 mahasiswa indonesia yang rajin ini -laki-laki dan perempuan- menyarankan untuk ditulis saja, tetapi eh malah yang nulisin mahasiswa indonesianya.

sepele sih,
 tapi ini soal harga diri kawan -_- yah apa boleh buat, memang makin terbukti bahwa bangsa kita ini sangat ramah. 

Tapi kalau kita sadari, terlihat kan sebenarnya kita tidak tertinggal dengan bangsa lain. Nah, yang perlu kita ingat kita juga harus terus membangun "proud of nation" kita sendiri. jangan sampai saat exchange,dsb kita malah cuma bisa menjelek2an bangsa kita ini, masih banyak yang bisa kita banggakan. mungkin memang ada yang kurang, mungkin kita merasa banyak ketidakbecusan dimana-mana. Tapi ingat kawan, jangan sampai hilang optimisme itu dibenak kalian kawan :)

Gracias :)

First Note

Seharusnya tuisan ini ditulis di lembar pertama buku kecil kedua, namun belum sempat terbeli.

Senin 1 April 2013

Hari ini Aku lihat ada sedikit keajaiban dari senyuman lembut wanita yang pernah mempesonaku. tapi itu dulu, dan apapun yang akan terjadi, harus kulakukan semuanya dengan baik. seperti kata pepatah, berkomitmenlah dalam memilih, dan berkomitmenlah didalam pilihan.

Pepatah itu juga cocok untuk perundingan besar antara aku dengan keraguanku malam ini. aku akan tetap bertahan dikampus ini. belajar dengan sepenuh hati, dan melakukan yang terbaik. hal itu saya dapat setelah melalui diskusi dengan wisam, teman jabi ditambah dengan perbandingan HI unpad dengan SAPPK ITB menggunakan metode SWAT. untuk sekedar informasi saja, wisam adalah anak astronomi ITB yang memustuskan untuk melanjutkan studinya di Fakultas Kedokteran Gigi UnPad.

Pada akhirnya, tak ada yang perlu diragukan lagi, hanya ada perbaikan yang harus dilakukan. sebab, saya bertujuan untuk dapat mengambil pendidikan Development Studies MPhil, University of Cambridge,  di United Kingdom.Namun, ada tantangan yang cukup berat untuk memenuhi persyaratannya yaituharus menyelesaikan perkuliahan ini dengan ipk akhir 3,7 dan toefl 638. Tentunya tidak akan mudah, tetapi  dengan tambahan resep kuliah ala wisam. yaitu,  harus belajar sebelum kuliah dan banyak-banyak bertanya pada  teman yang lebih pintar. semoga tujuan ini dapat tercapai.

Semoga aku dapat terus istiqomah dijalan ini, aamiin :)