Refleksi Selasa

Dari tujuh hari dalam seminggu, hari selasa selalu menjadi hari yang spesial.Karena di hari selasa aku memiliki waktu luang dipagi hari, meskipun sering juga telat masuk kelas pukul 12.10. Tapi hari selasa selalu istimewa, karena dihari itu ada kumpul properti, Gema Publika, Latihan Bulutangkis, dan jadwal khusus bareng temen-temen di nangor. Oleh karena itu, hari selalsa memiliki energi yang berbeda dari hari-hari yang lainnya. 

Tapi, diselasa hari ini semua terasa lebih istimewa. Seseorang mengirimkan hadiah dan dorongan untuk semangat UTS, dan seorang yang lain menunjukkan antusias yang tidak biasa ketika melihat   kertas yang berisi pesan hadiah itu. Terlebih lagi ketika temannya menunjukkan kertas tersebut dengan nada sindiran dan aku menangkap sendiri ekspresinya. 90% aku semakin yakin kerinduan selama ini menjadi benar. 

Dia adalah seorang yang bahkan belum bertemu secara langsung aku merasa telah menemukannya, Dia juga seorang aktivis, atau setidaknya peduli dan berbaur dengan rakyat miskin, Hebatnya, dia seseorang yang mampu masuk ke berbagai golongan -seperti yang aku idam-idamkan-. Dia adalah pribadi yang cerdas, yakni syarat lain selain agamanya baik dan menyenangkan hati. Dia yang enak diajak untuk mengikuti kompetisi. Dia yang membuatku pernah melakukan usaha lebih, dan dia juga yang menarik dan bisa ditarik. akankah setia? waktu akan berjalan.

Waktu akan berjalan dan menunjukkan kesetiaan akan berada dimana, selama itu aku berjanji akan menyiapkan diri, aku tidak akan lari kala kau memintanya. aku ingin jadi salah satu pembahagiamu, tapi aku tak mau aku jadi kesedihanmu. tentang dunia, politik, pengabdian masyarakat, bahkan waktu, darah, dan air mata mungkin akan lebih banyak merengguhku darimu. Malam ini juga ku menonton film Guru Bangsa Cokroaminoto, layaknya Habibie, aku merasa itu cerita kita berdua. Maka, jika boleh kuberi tahu berat rasanya bagiku memilihmu, karena yang kau terima akan lebih banyak penderitaan. kecuali kau menyukain penderitaan disini dan kebahagiaan dinegeri kelak. 

Selamat malam yang terlalu malam, Selamat pagi yang terlalu pagi! 
Boleh aku panggil kau Sayang?

#Flashback21tahun


Kita akan berpulang tak tau arah,
Kita akan berpulang untuknya,
entah karena apa, rindu?
barangkali agar tau arah saja.
#Flashback21tahun

1994, belum ada ingatan apa-apa. baru lahir kedunia, seorang yang ditunggu-tunggu oleh orang tuanya: Semoga bisa memberikan bahagia!
1995, Apa yang biasa dilakukan bayi umur 1 tahun? rasanya tidak beda jauh. Saya sudah bisa naik pesawat Hercules waktu itu! Opa meninggal.
1996, Hidup tak boleh bersedih. Ayah berpesan untuk jadi kuat, ibu mendoa. sudahkah berlari? yang pasti ayah baru membangun rumah waktu itu.
1997, waktu itu masih senang main kuda-kudaan di punggung ayah, aku atau ayah menyenggol meja, pecah kacanya, tapi kata ibu tidak apa-apa:)
1998, Sebagian besar orang beli panci dan ditaruh didepan pintu katanya sih mau Kiamat, ternyata itu namanya krisis moneter. Berat-berat.
1999, Krisisnya berakhir, tapi siapa tau nasib bayi ini? ah balita. kami balita-balita reformasi. Menagih janjimu wahai pejabat negeri!

"Kutimang si buyung belaian sayang, anakku seorang tidurlah tidur. janganlah kau lupa ibu menjaga ayah mendoa, agar kau kelak tumbuh dewasa"

Bersyukur jangan Mengeluh

Banyak yang menghilang jika kita tidak bersyukur,
termasuk tentang perjalanan hidup ini.
Terkadang saya menggambar kesalahan terlalu dramatis, tragis, dan berbagai ungkapan lainnya.

Sesekali berilah penghargaan terhadap dirimu sendiri.
Biarkanlah dirimu tersenyum puas,
meskipun satu dua kesalahan terletak didalamnya.

Mengertilah,
Hidup ini bukan tentang maju atau mundur,
melainkan bagaimana kita mengemudikannya dengan benar.
Kini, yang lalu, dan masa depan akan terus berjalan.

Mengapa engkau berhenti?
Mengapa engkau menepi?
Mengapa engkau berkeras hari?
Mengapa melamun sendiri?


Asrama dan Asmara

Malam sudah tak terlalu malam,
Pagi sudah tak terlalu pagi
Semenjak aku diasrama ini
Melayang penuh keteguhan hati.
Malam sudah tak terlalu malam,
Pagi sudah tak terlalu pagi
Kalau sudah bertemu jati diri
Tunggu dan jangan berlari-lari lagi
Malam sudah tak terlalu malam,
Pagi sudah tak terlalu pagi
Berbisik tegas kepada diri
Jadilah Muslim sejati!
Malam sudah tak terlalu malam,
Pagi sudah tak terlalu pagi
Kalau yakin cinta itu suci
Maka penantiannya jangan kau nodai
Malam sudah tak terlalu malam,
Pagi sudah tak terlalu pagi
Sekali-kali mesti berhati-hati
Jangan lupa kesehatan diri sendiri
Malam sudah tak terlalu malam,
Pagi sudah tak terlalu pagi
Berhati-hatilah
Tak ingin kurobek senyumnya lagi


Asrama dan Asmara.

Hentikan hal itu diriku


Bagaimana cara memberitahukanmu tentang sesuatu yang tabu?
Tentang keinginan mendasar yang kau inginkan dari belaian kasih yang nyata?
Tentang seseorang yang sedikit banyak bisa meningkatkan rasa syukur kepada ilahi?
Tentang harga dari semua itu?

Bagaimana cara memberitahukanmu tentang sesuatu yang tabu?
Ketika jalanan itu penuh batu dan berduri sementara kau tidak pernah merasa sakit
Yang kau tahu kelak tinggal luka yang tersisa
Dan kini sebagian yang tersisa telah terluka dan sebagian lagi masih tersisa

Bagaimana cara memberitahukanmu tentang sesuatu yang tabu?
Aku ingin engau tahu bahwa itu tidaklah baik untukmu dan dirimu
Dengarkan lah itu kawanku dirimu begitu berharga.
Hentikanlah hal itu diriku!

Sadang Serang, dipenghujung malam sambil mengerjakan UTS yang dibawa pulang,
6 April 2015