Tsunami Jepang dan kelangkaan barang berteknologi


Jepang adalah sebuah negara kepulauan yang berlokasi di asia timur yang telah dikenal sebagai negara yang memiliki teknologi tinggi. dengan kemampuannya dalam memproduksi barang berteknologi, jepang sudah lama menjadi pemasok berbagai barang elektronik dan kendaraan diseluruh dunia bersaing dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Namun, pada tanggal 11 maret 2011 jepang dilanda musibah bencana gempa bumi (8,9 SR) dan tsunami yang meninggalkan pilu mendalam. Selain menelan korban jiwa sekitar 15000 orang, tsunami jepang juga melumpuhkan kegiatan ekonomi dikarenakan banyak kota-kota industri yang terkena dampak tsunami di jepang.

Yasuo Yamamoto, ahli ekonomi senior dari Institut Penelitian Mizuho di Tokyo
,mengatakan bahwa banyak pabrik mobil dan semi konduktor di bagian utara Jepang. Oleh karena itu, kerugian finansial akibat kerusakan pabrik sudah pasti dapat dirasakan. Kota Sendai dan sekitarnya merupakan area industri dengan pabrik kimia, petrokimia, dan elektronik. Dilaporkan banyak korban bencana yang cedera dan lima orang yang meninggal akibat api yang menjalar dari kota Sendai hingga Tokyo. Kebakaran tersebut antara lain terjadi di kilang minyak Cosmo Oil Co. di kota Chiba dan pabrik besi JFE Holdings Inc. yang juga merupakan produsen besi kelima terbesar di dunia. Serta Dua orang dilaporkan meninggal akibat tertimpa atap pabrik Honda yang hancur di Tochigi. Beberapa airport, termasuk bandara Narita di Tokyo, dan jalur kereta ditutup. Raksasa elektronik, Sony, pun terpaksa menutup enam pabriknya akibat kerusakan yang terjadi setelah musibah gempa bumi pertengahan maret lalu.

Tak hanya memiliki teknologi yang tinggi Jepang juga merupakan negara yang paling intensive dalam memperluas area pangsa pasarnya dalam berbagai bidang tekhnologi Sebut saja Honda, Yamaha, Suzuki, Toyota dalam bidang otomotif, Sony dalam bidang elektronik , dan HUAWEI dalam bidang Komunikasi. Maka Kerusakan berbagai infrastruktur penunjang industri yang terjadi akibat tsunami dijepang sudah tentu menjadi kendala terhadap proses produksi yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya kelangkaan barang yang nantinya kita sebut shortage dinegara-negara pengimpor yang dampaknya tidak bisa dihindarkan termasuk juga di Indonesia.

Shortage atau kelangkaan barang yang terjadi disebabkan barang yang diminta lebih dari barang yang ditawarkan sehingga terjadi kondisi stok habis. Pada saat seperti itulah pembeli harus berkompetisi dengan pembeli lain untuk mendapatkan barang tersebut dengan cara menawar harga yang lebih tinggi sehingga pedagang mampu meraih untung lebih, dalam kondisi ini pembeli ada diposisi yang dirugikan.

Contoh nyatanya yaitu, Huawei selaku salah satu perusahaan yang melayani broadband internet di Indonesia memiliki dampak yang paling besar bagi pengguna layanan broadband tersebut diIndonesia . adanya kerusakan di beberapa layanan pendukung seperti, Menara Huawei dan Pusat data perusahaan broadband tersebut di Tokyo menyebabkan gangguan dalam pelayananya, dampaknya pun bisa dirasakan oleh pengguna HUAWEI di nusantara dengan menurunnya kecepatan dalam mengakses internet bahkan sejam setelah terjadinya gempa bumi sekitar 80% pengguna di Indonesia tidak dapat menggunakan internet.  Selain itu, HUAWEI pun terpaksa menaikkan biaya per Mbps-nya menjadi sebasar 30 % dari US$ 0,13 per mpbs hingga kondisi perekonomian jepang membaik.

Selain dalam bidang komunikasi jepang asalah negara penghasil kendaraan paling tinggi jumlahnya dibanding negara lain seperti, Jerman, Italia, Korea dan negara lainnya. Pasca Gempa bumi dan tsunami Perusahaan otomotif jepang Toyota, Honda, dan Nissan Tutup Pabrik Karena terkena dampak Gempa dan Tsunami Jepang berbeda dengan Mazda yang beruntung tidak terkena dampaknya. Kantor pusat Toyota dikabarkan kesulitan menghubungi pabrik sehingga memutuskan menutup untuk sementara aktivitas pembuatan suku cadang dan komponen lain hingga seluruh elemen perusahaan mampu kembali bekerja secara normal. Sedangkan pabrikan Subaru yang meimiliki 4 pabrik perakitan dijepang memilih untuk menghentikan sementara kegiatan perakitan hingga kondisi sudah dianggap kondusif.
keputusan untuk memberhentikan sementara  produksi mobil-mobil buatan jepang sangat berpengaruh terhadap harga mobil-mobil tersebut di negara-negara pengimpornya,  kenaikan harga yang paling tinggi terjadi diamerika, kenaikan terjadi sebesar 10% hingga 25%. Sementara di Indonesia, pemberhentian produksi yang terjadi dijepang tidak berdampak terlalu besar disebabkan stok di Indonesia masih aman namun ada juga beberapa pihak yang menghembuskan isu kelangkaan agar harga naik ataupun agar konsumen segera membeli sebelum harga naik.

banyak pengamat yang memperkirakan masa recovery terhadap apa yang terjadi setelah bencana gempa bumi dan tsunami dijepang adalah selama 1 semester atau 6 bulan. namun, kebocoran PLTN (pembangkit listruk tenaga Nuklir) Fukushima membuat periode recovery diperkirakan berlangsung sedikit lebih lama, semoga saja apa yang terjadi dengan PLTN fukushima tidak membuat jepang menutup sumber tenaga nuklir nya seperti yang diinginkan banyak LSM lingkungan karena 80% listrik dijepang disokong oleh tenaga nuklir. ,karena  Penggunaan tenaga nuklir pun mampu menghemat biaya produksi sehingga konsumen tidak terlalu terbebani. Perbaikan serta penataan lokasi PLTN adalah solusi yang tepat sehingga masyarakat jepang mampu kembali menata hidup mereka seperti dahulu dan melakukan kegiatan sehari-hari tanpa rasa was-was dan takut, semoga.

No comments:

Post a Comment