Menit Akhir

Ibarat pertandingan sepak bola, masa-masa semester delapan adalah menit-menit akhir. Setelah itu, setiap jiwa dengan jiwa lainnya saling memilih mau jadi saudari, relasi, atau pendamping diri. #youknowlahya
Dalam dilema yang seperti itu, sebagian besar menolak dengan alasan mau mencari rejeki, mau mempersiapkan diri, belum mandiri, belum punya rumah sendiri. 
Mimpi jelas ingin diraih, hingga takut cita-cita pergi karena harus menutup kebutuhan sehari-hari. Akhirnya, ini pilihan sendiri-sendiri, prioritas masing-masing.
Memikirkan mana pilihan yang lebih baik kadang lebih panjang dari menjalani. Hidup cuma sekali, setidaknya berupaya membenahi diri. Agar bisa dipertanggung-jawabkan kelak di hadapan ilahi.
Sampai kapan ‘langit’ meridhoi?

No comments:

Post a Comment