Tulisan
“Musuh bukan untuk dikawani” ini, akan berbicara mengenai kegagalan seorang
manusia untuk mengerti dan menghayati betul betul bahwa hawa nafsu yang
harusnya dia perangi ini harus segera di kalahkan. Dalam bagian yang lain akan
dijelaskan juga bagaimana kemudian dia berusaha berunding dengan musuh ini
karena ia merasa tidak berdaya. Akan tetapi, ia sadar bahwa perundingan itu
mempunyai konskuensi yang berat baginya. Ia masih berharap Allah masih terus
membantunya, tapi kini ia khawatir mengapa hatinya terlalu berat untuk
melangkah. Perlahan-lahan dia akan merangkainya dalam tulisan ini yang kemudian
akan dibagi dalam beberapa bagian.
Saat
tulisan ini di buat bertepatan dengan bulan Ramadhan 1435. Bulan Ramdhan adalah
bulan yang penuh dengan ampunan, dan limpahan rahmat. Sebuah bulan dimana setan
di belenggu oleh Allah SWT, Salah satu alasannya ditujukan kepada umat manusia
agar mendapatkan kemudahan mengerjakan ibadah-ibadah di bulan ramadhan. Saat
setan telah terbelunggu, muncul pertanyaan masihkah ada diantara kita yang
melanggar perintah dari Allah SWT.
Tulisan ini sedikit banyak akan membahas tentang kesulitan bagi beberapa
golongan manusia untuk mengikuti ibadah (khususnya ibadah bulan Ramadhan)
dengan sebaik-baiknya.
Penulis
kurang mengetahui seberapa banyak umat manusia yang gagal menjalankan
perintah-perintah Allah SWT dalam bulan Ramadhan ini. Setiap Manusia memiliki
permasalahan yang berbeda-beda dalam beribadah kepada Allah. Akan tetapi,
dengan masuknya kita pada bulan Ramadhan maka kita kan mengetahu darimana
sebenarnya dosa itu berasal. Bisa jadi sepanjang tahun kita sering melakukan
dosa-dosa tertentu dan menyalahkan setan, akan tetapi saat bulan Ramadhan
datang kita harus mengintrospeksi diri bahwa ada setan-setan dalam bentuk lain.
Setan
dalam bentuk lain ini diartikan sebagai kebiasaan-kebiasaan buruk yang telah
melekat dalam diri manusia. Sebagaimana kita ketahui, hal ini bisa terjadi
karena memiliki Hawa Nafsu. (Mohon Maaf) Hawa nafsu bukan hanya tentang hasrat
seksual, ada juga sifat kesombongan, ketamakkan, kedzaliman, dsb. Nah, Allah
memperingatkan manusia agar tidak terjebak dengan hawa nafsu yang justru akan
membawa manusia kepada keburukan. Sedikit beruntung, bagi individu yang masih
merasa berdosa karena melanggar perintah-perintah Allah karena pintu taubat
masih terbuka. Kondisi yang paling berbahaya adalah apabila kemudian hati kita
telah ditutup dari petunjuk Allah S.W.T.
Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa akan ada tantangan
terbesar bagi umatnya yakni jihad melawan hawa nafsu. Setidaknya, ada satu hal
yang bisa dicermati bahwa perjuangan ini memang berat, oleh karena itu harus
menjadi pribadi yang kuat agar berhasil menghadapi hawa nafsu. Bahkan apabila
seseorang telah menikah, menurut saya ujian itu belum akan berakhir. Perjuangan
itu akan berakhir saat habis waktu kita. Akan tetapi, akan sangat menyedihkan
apabila dalam waktu yang telah habis tersebut kita gagal mengalahkan hawa nafsu
tersebut.
Permasalahannya adalah sekarang semakin jelas bahwa apa
yang harus kita perjuangkan melalui jihad dan membunuhnya itu ada dalam bagian
diri kita sendiri. Terdapat anugrah dan sekaligus cobaan dari Allah SWT agar
bagaimana kita dapat mengelola hawa nafsu ini dalam aturan ilahi. Judul Musuh
bukan untuk dikawani penulis fikir sangat cocok untuk menggambarkan kondisi
yang demikian. Kesulitan terbesar menghadapi musuh ini adalah karena kita
sering menganggapnya sebagai teman sendiri karena ia merupakan bagian dari
kita. Bahkan, ada yang tidak ingin memusuhinya meskipun hanya berniat
sedikitpun. ia akan manut-manut saja untuk nafsunya.
Saat memahami Islam, Penulis memahami bahwa sesungguhnya
aturan Islam itu bermanfaatan bagi manusia itu sendri. Dahulu, Anak bisa
mengawini ibunya sendiri, dan ada pula yang lebih memprihatinkan yakni kembali
diakuinya pernikahan sejenis. Meskipun Penulis merupakan penstudi hubungan
internasional yang dikenal harus toleransi, penulis beranggapan bahwa
permasalahan ini merupakan permasalahan akal budi yang pada perkembangannya
akan bertentangan dengan hakekat penciptaan manusia. Dalam bagian lainnya lagi
penulis akan membahas pembicaraan mengenai ini.
Pada
intinya, Penulis berupaya mengumpulkan Fikiran-fikiran yang sedang berupaya
melawan kondisi pribadi dan masyarakat yang bersekongkol dalam keburukan hawa
nafsu karena tidak mengikuti aturan dalam agama islam. Kondisi ini semakin
dimudahkan dengan sangat mudahnya membuka jaringan komunikasi yang mengandung
unsur-unsur pornografi. Selain berbahaya bagi kehidupan sosial, nyatanya
pornografi mampu melumpuhkan beberapa bagian otak lima kali lebih kuat.
Pornografi adalah musuh, dan hidup kita bukan hanya persoalan selangkangan. Selain itu pelanggaran aturan Allah ini dapat mengantarkan kita pada siksa Neraka.
Dalam
kajian lain, Psikologi pecandu pornografi sangat memprihatinkan. Hidupnya
murung, kesehatannya terganggu, masa depannya tidak menentu. Selain dari kajian
Psikologi, bagi sebagian orang pornografi telah menarik kehidupannya kedalam
kegelapan. Pornografi juga hanya membuat seseorang menjadi membuang-buang waktu,
dan menggugurkan potensi personal seseorang. Pada tahap seperti ini, ada
kelompok-kelompok yang menyatakan kalah, ada yang berfikir untuk melakukan
negosiasi, dan ada yang ingin berjuang merdeka. Ukurannya sendiri dari yang
paling besar hingga semakin kecil. Hubungan diluar nikah itu jelas-jelas dilarang,
mengapa dilarang karena itu tidak sesuai dengan hakekat penciptaan manusia.
Menikah
adalah solusi bagi beberapa kelompok. Akan tetapi, bagi kelompok lain menikah
yang terlalu terburu-buru akan membahayakan masa depan pasangan itu sendiri.
Dalam sebuah kisah diketahui bahwa pencapaian tertinggi iblis apabila ia mampu
menimbulkan perpecahan antara suami dan istri, serta hal yang paling di benci
allah akan tetapi diijinkan adalah sebuah percerain. Sehingga, Sampai pada
waktunya seseorang menjadi dewasa dan siap menikah, Seharusnya ada lembaga
tersendiri yang melindungi anak-anak yang bernasib begini.
Penulis pernah berdiskusi dengan teman wanita mengenai
hal ini, ternyata perihal masalah ini sudah menjadi umum. Bahkan lebel wajar
terhadap pornografi dan masturbasi menjadi perihal yang memprihatinkan.
Sayangnya, boro-boro berhasil lepas,
kesadaran bahwa ia melakukan yang salah pun tidak dipedulikan. Mengagetkan?
tentu tidak. hanya saja penulis ingin mengangkat permasalahan ini sebagai salah
satu upaya untuk menolak kemungkaran.
Saat
memasuki usia baligh. pemahaman bahwa hakekat manusia sebagai makhluk yang
memiliki hawa nafsu, akan mengantarkannya kepada keinginan untuk memuaskan hawa
nafsunya itu sendiri. Akan tetapi jangan sampai nila-nilai dasar itu yang
menjadikan kita melegalkan pelanggaran-pelanggaran terhadap aturan Allah SWT.
Beberapa orang saat ini juga masih berjuang keluar dari jeratan pornografi,
oleh karena itu bagi mereka yang belum sadar haruslah sadar dan segera keluar
dari kegelapan itu.
Solusi yang ditawarkan sungguh sangat banyak, akan tetapi
biasanya terkendala dalam hal memulai. Dan satu hal yang penting dilakukan
adalah memulai untuk berhenti menonton hal-hal pornografi. Sebetulnya dalam
memerangi permasalahan ini kita membutuhkan teman, dan itulah hal yang sulit
dicari. Misalkan, dengan kompakan memberi hadiah apabila berhasil menghindari
keinginan menonton pornografi dalam sejumlah kesempatan yang sudah disepakati.
Tubuh kita mengandung benih-benih yang mengarahkan kita
kepada pengangkitfan senyawa yang membangkitkan hasrat seksual. Jangankan
pornografi, tanpa disadari kehidupan sekeliling kita yang semakin terbuka akan
mendorong senyawa ini semakin kuat. Nabi Muhammad SAW dalam hadistnya pernah
bersabda, apabila kamu bertemu dengan wanita yang disukai maka segeralah pulang
gauli isterimu.Maka, jika difikirkan dengan baik solusinya memang yang paling
tepat adalah menikah.
Terbersit
diakhir penulisan ini untuk mengganti judul dengan judul “Ini musuh atau
kawan”. Alhasil, dapat disimpulkan bahwa hawa nafsu yang disalurkan melalui
jalur yang tidak benar adalah musuh sedangkan yang benar adalah teman. Kondisi
ini mirip dengan adegan-adegan film apabila ada seorang teman yang kesadarannya
diambil alih kekuatan jahat kemudian kita coba untuk meyakinkan mereka bahwa
kita adalah temannya, Barangkali itulah yang harus dilakukan. Mirip adegan di
How to train your Dragon 2, dsb.
Maka
di saat kesadaranmu diambil alih coba kau bangunkan dirimu itu sendiri,
bangunkan dirimu katakan janganlah menjadi musuhmu, lakukan terus dan jangan
pernah berhenti. Karena satu hal yang harus kita yakini, pornografi,
masturbasi, ataupun hubungan diluar nikah adalah sesuatu yang semu, adalah
sesuatu yang merugikan, adalah sebuah hal yang dibenci allah karena mendzalimi
dirimu sendiri. Dan apabila dirimu mengarah kesana, kuatkan dirimu untuk
memusuhinya. Memang Ini adalah perjuangan yang besar, Sebuah Jihad yang
diisyaratkan dari Nabi Muhammad SAW sebagi jihad terbesar. Kesimpulannya,
Jangan kawani dirimu saat dia menjadi musuhmu. Lawan Terus!
No comments:
Post a Comment