Mungkin saja bagi beberapa orang artikel ini akan sangat berguna. Bagi orang2 yang kelewat batas selalu mengorientasikan masa depan, maka akan sering merasa khawatir dalam hidupnya. Hal ini sejalan dengan pemaparan teman saya giffar, yang ia kutip lagi dari seorang mahasiswa psikologis. Katanya " Bukan berarti buruk jika hidup hanya berorientasi hari ini, karena dengan begitu akan mengurangi tingkat stress". (Red)
Kalau anda salah satu yang memiliki kekhawatiran seperti itu, anda harus memahami kisah seorang mahasiswa Fisip Unpad; sebut saja budi. Tinggal dijatinangor dan jauh dari rumah orang tua merupakan hal yang baru baginya. Namun, budi sering dihinggapi rasa tak tenang. Walaupun, budi sebetulnya cukup terkenal memiliki jiwa petualang. Kekhawatiran itu memuncak hingga akhirnya mengganggu aktivitas perkuliahan budi. Saking terlalu khawtir, budi akhir2 ini kerap menderita sakit pusing, demam, hingga membuatnya gampang lelah. Menurut Bima, sebagai teman budi ia menganggap penyakit budi mungkin saja disebabkan karena ia terlalu banyak berfikir.
Sesuai dengan perkataan Bima, disaat sakit pun ia masih berfikir keras; apa penyebab dari penyakitnya. Budi pun mencoba menggali informasi dari teman lamanya; intinya sama, teman2 budi mengganggap dirinya terlalu berorientasi kepada masa depan, ini tidak baik bagi kesehatannnya. Bimo teman budi menambahkan, tingkat kekhawatiran budi sudah terlalu berlebihan, bahkan sampai- Sampai otaknya dipaksa bekerja sedemikian rupa untuk membenarkan kekhawatiran itu. Bimo menambahkan, kalau kekhawatiran itu sudah sampai mengganggu aktivitas itu sudah berlebihan namanya.
Beruntung Budi memiliki banyak teman yang baik. Bimo memberikan saran agar bersikap woles, sementara Rudi yang juga teman Budi memberikan saran agar Budi membaca doa ini setelah ashar dan subuh: tasbih 100x, shalawat 100x, dan istighfar 100x juga.
Semoga kisah diatas bisa kita ambil sebagai solusit, atau sekedar tambahan pengetahuan yang insyaallah sangat berguna ini :)
No comments:
Post a Comment