Hari ini nyempetin
kumpul bareng Robby dan Giffar di Bakso Boedjangan, bertemu teman-teman memang
selalu membawa energi positif. Berhubung memang dikumpulkan dalam agenda
politik, obrolannya mau nggak mau ke arah sana lagi. Obrolan tentang agenda
politik yang cukup berat untuk terhindar dari suap, dan politik dinasti di daerah-daerah. Tentang
arah pergerakan kampus saat ini yang kelihatannya melempem. Tentang tanggung
jawab sebagai seorang pemimpin ketika memang tidak ada gugatan kemana
kupingnya, kalau ada gugatan kemana hatinya. Pemimpin tidak bisa berbicara
sebagai kesatuan tunggal profesi, misalkan pandangan secara ekonomi yang berbicara rasionalisasi, atau
pandangan sebagai seorang developer properti yang berbicara optimalisasi lahan, karena suara pemimpin harusnya
menggambarkan suara hati rakyatnya. Dan, dapet nasehat penting sebagai mahasiswa tingkat akhir bahwa kampus hanyalah simulasi dari kondisi
sebenarnya. Menurut Robby, ibaratnya dapet rangking 1 tapi di SD terus buat
apa, jadi memang harus naik kelas. Jadi, untuk saat ini insyaallah kita mengingatkan saja dan melakukan yang benar dan memperbaiki diri untuk menghadapi pasca kampus nanti.
Jatinangor, 18 Mei
2016
No comments:
Post a Comment