"Damai, tenang, mengalir seperti air. Seakan jiwa nyaris lagi tak mempunyai ambisi. Tanpa mengurangi kuasa ilahi, energi itu hadir membersamai dirimu. Mengalun lembut membelai sutra; menginginkan tanpa memaksakan, membutuhkan tanpa meminta, merindukan tanpa menyampaikan." -Gerimis Bulan Mei (2016)
Merangkai pemikiran menjadi kalimat, meneguhkan jati diri sebagai muslim sehat dan bermanfaat.
DARI ANTAH BERANTAH : PEMEKARAN KAB. LAMPUNG TENGAH, KAB. SEPUTIH BARAT, KAB. SEPUTIH TIMUR
Dari antah berantah, saya akhirnya membuat peta jika nantinya Kabupaten Lampung Tengah akan dimekarkan menjadi Kab. Seputih Barat, Kab. Seputih Timur, dan Kab. Lampung Tengah itu sendiri. Menurut sumber yang saya dapat di Tribun Lampung, nantinya Kab. Seputih Timur akan terdiri dari 10 kecamatan yaitu Kecepatan Seputih Raman, Seputih Banyak, Way Seputih, Rumbia, Putra Rumbia, Bumi Nabung, Seputih Surabaya, Bandar Surabaya, Bandar Mataram, dan Seputih Mataram. Sementara, Kab. Seputih Barat akan dihuni oleh 9 kecamatan yaitu kecamatan Anakratu Aji, Anak Tuha, Padangratu, Pubian, Sandang Agung, Seleggai Lingga, Kalirejo, Bangunrejo, dan Bekti.
Di dalam fikiran, saya sangat mendukung adanya otonomi daerah meskipun dalam pelaksanaanya ada kekurangan. Dan, seperti yang bisa teman-teman tebak? Pemikiran itu menuju rencana pemekaran Kabupaten Lampung Tengah. Dimana sayangnya setelah saya cari tahu tidak ada gambar-gambar yang menunjang di internet mengenai daerah mana saja yang akan dimekarkan -meskipun kemungkinan sudah ada dokumen aslinya-. Oleh karena itu, Berbekal peta administratif dari dinas Perencanaan Air Minum dan Sanitasi (Bappenas) dan bantuan Google Map tersusunlah peta diatas. Bagaimana proses pembuatannya? sangat-sangat tradisional hanya menggunakan paint. Jadi, gambar diatas hanya untuk koleksi pribadi dan tidak direkomendasikan untuk digunakan sebagai referensi ilmiah. Terima Kasih :)
Visualisasi Mimpi
sir_irsyaadDalam pengambilan kebijakan pasti selalu ada kekurangan dari berbagai opsi yang ada. Tapi bagaimanapun harus ada keberanian untuk mengambil opsi yang paling minim resikonya dan besar manfaatnya :)
Ngumpul Boedjangan
Hari ini nyempetin
kumpul bareng Robby dan Giffar di Bakso Boedjangan, bertemu teman-teman memang
selalu membawa energi positif. Berhubung memang dikumpulkan dalam agenda
politik, obrolannya mau nggak mau ke arah sana lagi. Obrolan tentang agenda
politik yang cukup berat untuk terhindar dari suap, dan politik dinasti di daerah-daerah. Tentang
arah pergerakan kampus saat ini yang kelihatannya melempem. Tentang tanggung
jawab sebagai seorang pemimpin ketika memang tidak ada gugatan kemana
kupingnya, kalau ada gugatan kemana hatinya. Pemimpin tidak bisa berbicara
sebagai kesatuan tunggal profesi, misalkan pandangan secara ekonomi yang berbicara rasionalisasi, atau
pandangan sebagai seorang developer properti yang berbicara optimalisasi lahan, karena suara pemimpin harusnya
menggambarkan suara hati rakyatnya. Dan, dapet nasehat penting sebagai mahasiswa tingkat akhir bahwa kampus hanyalah simulasi dari kondisi
sebenarnya. Menurut Robby, ibaratnya dapet rangking 1 tapi di SD terus buat
apa, jadi memang harus naik kelas. Jadi, untuk saat ini insyaallah kita mengingatkan saja dan melakukan yang benar dan memperbaiki diri untuk menghadapi pasca kampus nanti.
Jatinangor, 18 Mei
2016
Keliling 7 Negara di ASEAN cuma 3 jutaan : Atas Nama Rindu (Bagian Pertama)
Atas nama rindu mengagumi bentangan alam ciptaan-Mu, maka aku tulis jejak-jejak perjalanan 14 hari mengunjungi 7 negara di Asia Tenggara. Perjalanan yang sejatinya luar biasa, yang harusnya diberi garis bawah atau disusun miring dalam memori karena belum tentu semua orang mendapatkan kesempatan ini. Tapi untuk menuliskannya? Sejujurnya saya ragu-ragu bahkan nyaris enggan. Sepertinya masih kurang bersyukur saat itu dan fokus mengerjakan skripsi. Akhirnya, berbekal motivasi Pramoedya Ananta Toer tentang menulis saya akan mulai menulis perjalanan luar biasa ini.
“Menulislah, apa pun, jangan pernah takut tulisanmu tidak dibaca orang, yang penting tulis, tulis, dan tulis, suatu saat pasti berguna. Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama dia tak menulis, Ia akan hilang dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian” (Pramoedya Ananta Toer)
Sebelum di mulai mari kita saling berkenalan dulu, tim ini
dinamakan Brewok Backpacker. Brewok Backpacker terdiri dari empat orang yaitu: Irsyaad Suharyadi, Muhammad Al-Fata Ramadhan, Pimgi Nugraha, dan Rio Alfajri. Saya dan Rio mengambil studi di Hubungan Internasional, Fata di Fakultas Ilmu Komunikasi, dan Pimgi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, semuanya merupakan mahasiswa Universitas Padjadjaran angkatan 2012.
Subscribe to:
Posts (Atom)