Menuju Indonesia!

Sebetulnya ada hal yang ingin saya tulis dalam-dalam, kenyataan hidup dan fakta dari pengetahuan yang saya baca, maupun kontroversi bagaimana narasi yang sebenarnya tertutup oleh narasi lainnya. Semua ini berawal dari pembacaan saya melalui media sosial mengenai makar-makar yang dibuat oleh penyusun kepentingan, hingga memori bagaimana sebuah penghancuran sebuah negara bernama Irak dirayakan seluruh dunia pada tahun 2003 atas nama 'war on terrorism'. Ada kenyataan yang sangat tidak adil bagaimana narasi yang sebenarnya diubah menjadi narasi yang menegasikan narasi yang sebetulnya atau disebut juga sebagai meta-narasi. Berkat narasi, sebuah pergerakan massa dapat terjadi, berkat itu juga manusia jadi saling membunuh dengan dalil kebenaran.

Waktu benar-benar berlalu, umurku beranjak menjauh dari hitungan 20 tahun. Setidaknya ada banyak hal yang harus kusyukuri hingga akhirnya bisa mendapatkan pengalaman seperti ini. Termasuk kesempatan menempuh studi sejauh ini. Saya sadar hidup bukanlah sekedar materi visual atau kinestik yang melenakan. Hidup adalah perjalanan untuk mengenal kebesaran Allah SWT. Sayangnya saya bukan pribadi yang dianugrahi kesempurnaan, seringkali tidak mampu menyampaikan fakta dengan benar dan tidak mampu melawan narasi yang akhirnya dipercayai kebanyakan orang-orang.


Entah sejak kapan keresahan ini terbangun, saya menyaksikan banyak perselisihan golongan dalam memahami agama islam. Beberapa terjadi karena jeratan nafsu dunia, sisanya karena pengetahuan yang kurang. Nyatanya, perselisihan berbagai golongan dalam muslim telah dituliskan semenjak masa kenabian. Meskipun cukup mengerikan, hal ini semakin membuat saya meyakini kebenaran Islam. Akhirnya, muncul pertanyaan entah sampai kapan masyarakat muslim di Indonesia dapat beribadah dengan tenang ketika subuh berkumandang? Atau kapan musibah fitnah itu akan datang?

Melihat semua hal ini membuat saya merenungi dalam-dalam, sikap apa yang harus saya bangun secara tepat. Cobaan dan hasutan syaitan begitu sering mendatang. Namun, ternyata perjalanan lagi-lagi mampu menjadi pengobat. Pengetahuan yang terbatas bisa jadi membuat akal sekarat, akhirnya membuat orang merasa tidak mempunyai tempat dan berbuat bejat. Hidup memang singkat, yang akan terjadi pasti terjadi, kita hanya perlu melakukan yang terbaik. Meskipun, yang baik belum tentu benar, begitu juga yang benar belum tentu tepat, dan yang tepat belum tentu baik.

Jadi,  pertanyaan bukan bagaimana caranya merubah orang lain tapi bagaimana cara merubah diri sendiri agar mampu memberikan cerminan yang baik. Hidup akan terus berjalan layaknya perjalanan dimana selalu ada tempat untuk berpulang. Semoga selamat sampai di tujuan :)

Bangkok-Hatyai, 22 Januari 2015

No comments:

Post a Comment