Hari Ke -1
Sindang Panji adalah
sebuah nama daerah dimana berdirinya sebuah institusi terkecil milik negara,
mungkin kita lebih akrab menyebutnya sebagai desa. Memang bukan kota tapi juga
sudah bukan desa. Sindang Panji adalah sebuah fenomena perubahan desa menjadi
kota melalui terbukanya akses ke kota yang terdekat, yakni Kuningan. Hari ini
kami tiba di desa tersebut. Bersama dengan 20 teman dari berbagai fakultas
lainnya dalam sebuah program bernama KKNM – PPMD Integratif Universitas
Padjadjaran. Beristirahat sebentar, agar siap untuk beraktivitas selama 30 hari
kedepan. Tertanda Kordes!
Hari Ke- 2
Pagi-pagi sekali,
teman dari desa Cisoka datang ke rumah kami. Padahal, rencananya kami juga akan
berangkat berkunjung ke Desa Sindang Panji. Akhirnya, setelah terasa cukup
berbincang-bincang kami memutuskan untuk bersama ke desa Cisoka. Desa kami dan
desa Cisoka berada dibawah bimbingan bapak Suwandi, yakni dosen dari FIKOM yang
bertekad mengadakan kegiatan terkait komunikasi pemasaran. Sesampainya disana
kegiatan terbagi diantara silaturahmi dan temu kangen teman satu fakultas
ataupun berbagai hubungan lain yang – kalaupun tidak ada – dihubung-hubungkan (Sontohnya:Sama-sama
dari Garut/Tasik, atau sama2 dari Unpad (?)). Senyum pun terkembang diantara
mereka, tak terkecuali para Pria yang akhirnya bertemu dengan Jihan. Mahasiswi
asal malaysia yang - boleh lah – kita sebut cantik. Dalam kesempatan ini juga
keluar berbagai rencana, gagasan, harapan dari kedua kelompok, serta gombalan
dari mang asep. Sebuah bentuk sempurna dari pertemuan yang tidak direncanakan.
Mohon maaf kami minta sedikit Soerabinya ya :)
Hari Ke -3
“Air-Air!”
Permasalahan yang telah berlangsung nyaris lebih dari 3 hari ini memang menyita
perhatian penuh dari semua orang. Termasuk saya sebagai Kordes, akhirnya
setelah berusaha kesana-kemari rupanya memang air sumurnya yang terbatas. Seperti
di permainan digital Simcity, masalah air disebut juga sebagai hak dasar
manusia. Upaya yang tak terbalas dengan hasil, lelah yang tak terbalas dengan
senyuman, membuat saya lupa peran sebagai Kordes. Entah mengapa fikiran saat
itu sangat kacau balau. Akhirnya, perkataan bernada tinggi dan provokatif membuat
saya gampang sekali naik amarah. Setelah rapat itu, saya tidur dalam keadaan
lelah sekali.
Hari Ke- 4
Teringat istilah bahwa
masalah adalah hal yang membuat kita dekat dengan Allah SWT. Hari ini akan ada
pertemuan dengan seluruh elemen masyarakat desa. Kewajiban untuk memberikan
sambutan semakin meningkatkan tingkat stress saya. Bahkan, setelah ditensi oleh
Neza yang berasal dari Perawatan tekanan darah saya mencapai 130. Sebuah hal yang tidak
pernah –atau tidak saya ketahui- terjadi sebelumnya. Maka, dekat sebelum shalat
Jumat saya tidur dulu. Alhamdulillah setelah di tensi oleh Surya jadi turun ke
110 lagi. Kemudian, kegiatan pertemuan pun berjalan lancar. Sambutan desa
pelita negeri itu juga berakhir dengan tepuk tangan. Akhirnya, Saya sudah
menemukan dimana saya seharusnya mengambil posisi. Kordes sudah tidak ada, yang
ada teman kalian. Terima
kasih juga untuk pesan dari ayah dan ibu agar kuat selama 30 hari ini. Sebuah
pertanyaan tentang apakah 30 hari ini akan lama atau sebentar?
No comments:
Post a Comment