Singapura
telah menjadi tujuan destinasi kunjungan dinas dikalangan pemerintah pusat dan
daerah, biasanya kebanyakan birokrat ingin menerapkan sistem kebersihan dan
ketertiban yang serupa di Indonesia. Persoalan
negeri ini bukan terletak pada sumber keuangan, tidak juga pada tenaga ahli
yang bisa disewa, maupun rekayasa peraturan yang bisa dilakukan agar bisa
mensejajarkan diri setara dengan Singapura.
Permasalahan bangsa ini – jika dibandingkan dengan Singapura – terletak
pada ketahanan nasional yang belum dapat dibentuk dengan baik karena tidak
adanya kesepahaman antara semua kekuatan politik bangsa dengan pemerintah yang
berkuasa. Di
bidang politik luar negeri, Singapura mampu bersikap Pragmatis dengan menghargai perkembangan apapun dan terbebas dari
ideologi atau dogma mana pun; Waspada atas
perubahan apapun di dunia, seperti struktur politik dan ekonomi global; dan
memiliki perencanaan kedepan (futuris)
dengan melakukan berbagai pengkajian skenario masa depan.
Perdana
Menteri Singapura, Lee Kuan Yew mengatakan bahwa tidak ada sistem politik yang
lebih baik atau lebih buruk. Sehingga akan mucul sikap keterbukaan, meskipun
perlu diketahui Singapura menganut sistem otoriter dan cenderung totaliter.
Selama sistem politik itu dapat membuat anda harus bisa: a) tampil; b) Memiliki
pandangan; c) Bisa mengorganisasi seluruh potensi; d) Memobilisasi; dan e)
Menggugah keikutsertaan orang lain maka kita tidak membutuhkan banyak uang atau
kekuasaan untuk bisa menggerakannya.
Sudahkah sistem politik kita seperti itu baik dalam tataran nilai dan praktis?
Penulis
buku menilai struktur masyarakat Indonesia masih parokhial, yakni masyarakatnya
berpendidikan rendah dan sulit diorganisasi, tanggung jawab terbesar sebenarnya
terletak di tangan dan pundak pemerintah. Namun, dalam kenyataanya pemerintah
sendiri mengalami kesulitan.Tantangan
bagi pemerintah terbagi dalam beberapa aspek penting:
a) Krisis
ekonomi membuat kontrol pemerintah terhadap perekonomian melemah;
b) Perencanaan
Tata Ruang yang terbatas sehingga kalangan dunia usaha melakukan ekspansi
ekonomi tanpa kendali;
c) Penyakit
sosial berupa Korupsi telah sangat menjamur;
d) Perlambatan
proses kebijakan publik di legislatif yang secara positif maupun negatif bisa
dipengaruhi oleh kekuatan golongan politik yang kuat;
e) Kebijakan
Otonomi Daerah diselewengkan untuk kepentingan sebagian kelompok dan minimnya
koordinasi dengan pusat
f) Krisis multi
dimensi dimasyarakat, seperti masalah SARA.
g) Rendahnya
kualitas sumberdaya manusia yang dipengaruhi juga oleh narkoba, pornoaksi, dan
perjudian.
h) Kebimbangan
dan kegelisahan psikologis di masyarakat yang diciptakan oleh insan pers yang
tidak bertanggung jawab.
i) Kisruh antar
kelembagaan atau egosectoral
j) Internalisasi
Ideologi Pancasila yang mulai ditinggalkan atau disalah gunakan.
Tiga evaluasi besar yang pernah disampaikan Lee Kuan Yew dalam kunjungannya ke Indonesia yaitu: Kebijakan yang dibuat pemerintah mudah dipatahkan di parlemen, kepemimpinan nasional belum bekerja konsisten sesuai janji kampanye, dan pemimpin belum mampu berkomunikasi secara baik dengan pengikutnya sehingga ide dan pemikiran pemerintah sulit dicerna oleh masyarakat. Oleh karena itu, Kita harus mengakui bahwa kebijakan luar negeri yang komprehensif, berjangkau masa depan (futuris), dan dilakukan secara bertanggung jawab diperlukan untuk memperbaiki kehidupan bangsa ini.
Tiga evaluasi besar yang pernah disampaikan Lee Kuan Yew dalam kunjungannya ke Indonesia yaitu: Kebijakan yang dibuat pemerintah mudah dipatahkan di parlemen, kepemimpinan nasional belum bekerja konsisten sesuai janji kampanye, dan pemimpin belum mampu berkomunikasi secara baik dengan pengikutnya sehingga ide dan pemikiran pemerintah sulit dicerna oleh masyarakat. Oleh karena itu, Kita harus mengakui bahwa kebijakan luar negeri yang komprehensif, berjangkau masa depan (futuris), dan dilakukan secara bertanggung jawab diperlukan untuk memperbaiki kehidupan bangsa ini.
Identitas Buku
Penulis :
Teuku Rezasyah
Tahun Terbit :
2008
Penerbit :
Humaniora
Resume Hasil Bacaan :
18 Februari 2015
Halaman 1-44 ( 10:20-11:20 WIB)
No comments:
Post a Comment