Merangkai pemikiran menjadi kalimat, meneguhkan jati diri sebagai muslim sehat dan bermanfaat.
Waktunya mewujudkan!
Rasa-rasanya saya tahu mengapa kehidupan saya belakangan tidak bersemangat, alhamdulilllah dalam sesi dialog bersama kang wildan (pres kema unpad 2013) saya mengamati bahwa saya hampir kehilangan cita-cita setelah memutuskan untuk tidak lagi meneruskan upaya menempuh studi perencanaan wilayah dan tata kota. terkatung-katung dalam beberapa perkuliahan yang perlu ditanyakan kejelasannya, saya semakin tidak termotivasi.
Permasalahan tersebut saya cermati mencapai puncaknya pada satu minggu belakangan ini, akhirnya saya mencoba untuk menggambarkan akan menjadi seperti bagaimana kelak.
Enggak harus langsung bangun kota.
Sebuah pemahaman yang alhamdulillah saya bisa capai di waktu itu juga, saya ikhlas dan bersyukur tidak masuk perencanaan wilayah kota, dan bersegeralah saya mencoba mencari gambar seperti apa yang saya mau. kemudian, saya temui sangat senang berlama-lama di masjid untuk membaca al-quran (terutama di mesjid yg suasananya nyaman), dan referensi lainnnya atau sekedar beristirahat. ada kenikmatannya tersendiri yang saya bisa dapatkan. selain itu, saya juga senang mempelajari hal-hal baru dari berbagai buku untuk menjawab permasalahan diri saya sendiri maupun masalah sosial yang sedang terjadi. berangkat dari situ, saya bertekad memiliki sebuah meja kerja, dan lemari buku untuk menemani saya merumuskan berbagai solusi dan langkah kerja. terakhir, saya sangat amat senang dan bahagia bila dapat membantu orang lain, akan tetapi memang saya lebih suka aktivitas sosial yang efektif dan efisien, sehingga sampai saat ini masih sering pilih-pilih.
Masjid, MejaKerja+buku, dan Lingkungan
Masji, Kantor, dan Lingkungan. Menjadi pemilik perusahaan atau bukan sudah tidak lagi menjadi masalah bagi saya, saya fikir ketika kita bersaing mengejar harta meskipun tujuannya akhirat bahayanya kita bisa lupa. simpel saja, selama pekerjaan itu tidak menghambat aktivitas saya di Masjid, MejaKerja+buku, dan Lingkungan saya akan pertimbangkan untuk mengambilnya. dengan begitu ini berarti memastikan bahwa saya memerlukan pekerjaan atau membuat pekerjaan yang waktu kerjanya tidak boleh lebih dari 8 jam, lalu biarlah kita berprestasi disana. tapi saya berjanji tidak akan cepat puas.
Memahami Indonesia dan menyelaminya hingga kedasar
Meskipun menjadi anak HI yang notabenenya harus keluar negeri, saya justru tertarik dengan urusan dalam negeri. bagi saya keinginan tersebut selalu ada, mengendarai kendara vw combi bersama-sama meninjau masih adakah kearifah lokal di negeri kaya gemah ripah loh jinawi gambaran zamrud khatulistiwa ini terancam tertinggal dan hancur jika tidak segera diperbaiki. menyelaminya, kemudian menuliskannya, saya fikir hal tersebut akan menjadi satu bagian indah dalam kehidupan saya, dan akan menarik untuk membagi ceritanya di negeri surga sana.
Mengawali semuanya dengan membangun sekolah dengan tagline sekolah akhlaq dan cita-cita insyaallah akan saya perjuangkan dalam waktu kurang dari 5 tahun lagi, menerapkan aplikasi potensi bakat peserta didik melalui serangkain tes, diharapkan peserta didik dapat menemukan cita-cita sejatinya semenjak smp, dan fokus mengembangkannya pada tahap awal di SMA, serta memberikan contoh luhur bagaimana seorang islam menjaga akhlaknya secara praktikal. kemudian membangun kampus bertagline kampus akhlaq dan cita-cita untuk persiapan akhir menuju tahapan kehidupan berikutnya. mempertajam kajian ilmu, meningkatkan kapasitas organisasi, dan penelitian, serta pengabdian masyarakat. SDM diakui sebagai masalah utama negeri ini, dan diharapkan kampus ini dapat menjadi harapan bagi perbaikannya.
Membangun kota yang baik, yang mengintegerasikan nilai-nilai profesionalisme, dan kepekaan sosial diharapkan bisa menjadi bukti nyata untuk menunjukan bahwa islam memberikan ajaran mulia. tidak sebagaimana yang salama ini dituduhkan oleh berbagai pihak.
kesemua hal ini akhirnya sudah dituliskan, kini waktunya mewujudkan!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment