Anak tua itu berhenti sejenak
memikirkan apa yang telah dijalaninya
menimbang segala logika-nya
hingga tuhannya memberikannya petunjuk
Anak tua tadi terlalu banyak bermimpi besar
yang mana dikumpulkanyalah dalam gentong jiwa
disanalah kemudian semua cita-citanya mengendap
beberapa justru menjadi angan kosong penyakit hati
Kasihan Anak tua itu
sungguh hatinya kini menjerit
alangkah perih hidupnya
keras membeton hampa membatu
Beruntung, Anak tua itu kini terselamatkan
iya mencoba kembali menjalur
hasilnya Anak tua itu memutuskan berhenti
ia berhenti bermimpi pada tahun ke-20nya
Sungguh angan kosongnya telah menghabiskan waktunya
merenggut seluruh ruang pada gentong jiwanya
kini hanya satu tekadnya, dia ingin hidup bahagia
mewujudkan mimpi itu semampunya, semau tuhannya.
No comments:
Post a Comment