Ikhlaskan Indonesia


Ikhlaskan Indonesia
Ikhlaskan Indonesia Jika Dia Bubar
Ikhlaskan Indonesia Jika Pemerintah Menjualnya

Ikhlaskan Indonesia Betapapun Kau Mencintainya
Ikhlaskan Indonesia Jika Nanti pun Sudah Tiada
Ikhlaskan Indonesia Jika Nanti Tinggal Sejarah
Ikhlaskan Indonesia Tempat Dulu Bercengkerama
Ikhlaskan Indonesia Karena Perjuangan berarti Menang dan Kalah
Ikhlaskan Indonesia Karena Tidak Semua Orang Sama
Ikhlaskan Indonesia, Karena 'Pesan' Kita untuk Senantiasa memberi manfaat kepada sesama, bukan menggulingkan pemerintah untuk kekuasaan orang lain. Ikhlaskan Indonesia. Ini kata-kata yang dapat saya ucapkan untuk meneguhkan diri untuk bertahan sesaat, melihat perkembangan, dan tetap bergerak memberi manfaat. juga kata-kata bagi mereka yang mencibir perjuangan saat ini, juga kata-kata bagi mereka yang berjuang di jalan agar tidak salah tujuan. Kalau salah, orang yang miskin akan tetap miskin yang lapar tetap lapar.

Ikhlaskan Indonesia kalau nanti sudah tiada.

Dinda dimana?

Dinda dimana?
Keresahan pemuda -juga pemudi untuk kanda- tingkat tinggi.
Masih berapa jauh lagi dirimu?
Seorang yang sama mengharapkannya dengan diriku

Oh, aku hampir lupa,
Allah maha mendengar, jadi tak usahlah ragu
ah, aku jadi ingat,
Allah juga melihat, seberapa jauh usaha mu?

Sarapan Sehat ala Rasulullah

Rasulullah telah menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Prof. Dr. Musthofa Rimadhon memberikan beberapa gambaran pola hidup sehat Rasulullah berdasarkan berbagai riwayat yang bisa dipercaya, sebagai berikut:
  1. Asupan awal kedalam tubuh Rasulullah adalah udara segar pada waktu subuh. Beliau bangun sebelum subuh dan melaksanakan qiyamul lail. Para pakar kesehatan menyatakan, udara sepertiga malam terakhir sangat kaya dengan oksigen dan belum terkotori oleh zat-zat lain, sehingga sangat bermanfaat untuk optimalisasi metabolisme tubuh. Hal itu sangat besar pengaruhnya terhadap vitalitas seseorang dalam aktivitasnya selama seharian punuh.
  2. Di pagi hari pula Rasulullah saw membuka menu sarapannya dengan segelas air dingin yang dicampur dengan sesendok madu asli. Ditinjau dari ilmu kesehatan, madu berfungsi untuk membersihkan lambung, mengaktifkan usus-usus dan menyembuhkan sembelit, wasir dan peradangan.
  3. Masuk waktu dhuha (pagi menjelang siang), Rasulullah senantiasa mengonsumsi tujuh butih kurma.
  4. Menjelang sore hari, menu Rasulullah biasanya adalah cuka dan minyak zaitun. Selain itu, Rasulullah juga mengonsumi makanan pokok seperti roti. Manfaatnya banyak sekali, diantaranya mencegah lemah tulang, kepikunan di hari tua, melancarkan sembelit, menghancurkan kolesterol dan melancarkan pencernaan. Roti yang dicampur cuka dan minyak zaitun juga berfungsi untuk mencegah kanker dan menjaga suhu tubuh di musim dingin.
  5. Di malam hari, menu utama makan malam Rasulullah adalah sayur-sayuran. Secara umum, sayuran memiliki kandungan zat dan fungsi yang sama yaitu menguatkan daya tahan tubuh dan melindungi dari serangan penyakit.
  6. Rasulullah saw tidak langsung tidur setelah makan malam. Beliau beraktivitas terlebih dahulu supaya makanan yang dikonsumsi masuk lambung dengan cepat dan baik sehingga mudah dicerna.

Bahwa gelap tak selalu jahat!

Aku teringat perkataan Rere, katanya "Wajahmu terlihat dewasa syad, tapi enggak tau yang lainnya". Aku sendiri merasa ada sesuatu yang keluar dari diriku, sebuah hal yang hitam namun memberikan pondasi pada pribadi yang lebih teguh. Terutama setelah membaca buku 'Senja di Jakarta' karya Mochtar Lubis. Dalam bukunya dibahas bagaimana kehidupan yang sebenarnya, kehidupan di kala senja. Rasanya aku telah membangkitkan hitamku, membuat garis diwajahku menjadi berbeda. Akan tetapi, kerinduan itu akan selalu ada. Entah untuk siapa. 

Bedanya kali ini aku lebih tenang, aku lebih bisa menguasai diriku. Rasanya nyaman terbebani seperti ini. Ini sisi gelapku, dan aku mulai bisa memakluminya; Bahwa gelap tak selalu jahat!

18 Maret 2015

Rumah Inspirasi, Rumah Kepemimpinan, Rumah Imperium
semuanya bergerak ke arah perbaikan negeri ini.
Mungkin tidak banyak orang yang akan berfikir seperti kita,
dan untuk itulah kita harus berjuang untuk menjadi lebih kuat.

Aku harus lebih kuat,
aku harus lebih hormat,
dan aku harus lebih taat.
Ini tentang Sinergi antara pencapaian dunia dan kedekatan dengan ilahi.

Aku tidak akan berlambat-lambatan lagi,
Aku akan bekerja keras untuk semuanya,
Bahkan jika nanti tidak juga kutemukan teman hidup itu,
Aku yakin tuhan akan selalu menyimpannya.

Memimpin adalah menderita, Leiden.
Tapi itulah aku dan memang disana diriku.
Aku masih tak tahu bagaimana mengucapkannya.
Aku akan berjuang benar-benar berjuang.

Mochtar Lubis, dan Indonesia Kini

Mochtar Lubis wartawan yang  independen menulis berita, tidak pernah mau jadi anggota partai politik, keras kepala ["memilih" dipenjara sembilan tahun semasa rezim Presiden Soekarno dan korannya, Indonesia Raya, diberedel sampai tujuh kali daripada tidak menulis kebenaran karena disuap penguasa], benci dengan kemunafikan orang Indonesia, dsb. Tetapi, tentu saja yang kuperbuat dalam jurnalisme tidak seberapa dibandingkan dengan yang Mochtar telah lakukan selama hidupnya. (Baca Lebih Jauh) 

Pada bagian awal buku 'Senja di Jakarta' dikisahkan empat cerita dengan tokoh yang berbeda; Dua orang sahabat yang berprofesi sebagai pemulung di pusat pembuangan sampah akhir, bapak kusir delman yang berjuang demi membiayai keluarganya, diplomat muda yang main belakang dengan istri kedua ayahnya, dan keluarga yang kesusahan untuk mendapatkan rumah yang layak karena mempertahankan idealisme 'anti-korupsinya'. Semua kisah yang berbeda-beda itu terjadi di ibukota, pada sebuah Senja di Jakarta. 

Lewat tulisan-tulisannya saya melihat kebobrokan moral yang terjadi di berbagai kalangan; kebanyakan golongan kaya adalah kalangan paling bejat di Ibukota, kebanyakan mereka memanfaatkan jabatan lewat jalur kepartaian dan memakan kesempatan orang dibawahnya tapi harus bersiap-siap dimakan juga, sementara orang yang miskin makin miskin tak sanggup membayar hutang makan siangnya yang sudah berminggu-minggu, pegawai negeri yang idealis itupun akhirnya terpaksa melanggar tekadnya demi kebahagiaan isterinya dan kebaikan keluarganya. 

Jika dalam survei 100 orang memerlukan serendah-rendahnya 10 orang yang disurvei, maka Jakarta adalah Indonesia karena mendapat kucuran dana 70triliun dari 636triliun total dana yang di transfer ke daerah belum lagi proyek nasional yang dilakukan di Jakarta. Itulah Jakarta dimana para politikus dan orang yang berkuasa di Indonesia berkumpul didalamnya, kejadian KPK, masalah makroekonomi dan hiruk pikuk berita nasional hari ini adalah akumulatif dari permasalahan masa lalu. Inilah negeri kita yang memang sudah banyak masalah kenapa kita masih bertegang pendapat? 

Banyak orang yang bicara tentang masalah negeri tanpa beraksi layaknya keburukan-keburukan  dalam buku Senja di Jakarta karya Mochtar Lubis yang ditutup-tutupi. Masalah akan tetap menjadi masalah jika tidak diimbangi tanpa solusi. Jika diibaratkan sebuah pensil, Aku khawatir perdebatan yang semakin meruncing namun tidak ditindak lanjuti dengan aksi kemudian hanya akan membuat pensil itu habis sebelum digunakan untuk membuat karya bernama Indonesia yang lebih baik dan bermartabat.

Maka renungkanlah dalam-dalam kata 'mulai dari diri sendiri' dan 'mulai dari saat ini' karena perbaikan dimulai dari situ, bersyukurlah anda dikarunia keprihatinan terhadap bangsa ini dan jangan sombong. Aku disini siap berdiskusi dan mulai menyusun langkah, ada yang sudah aku kerjakan dan ada yang masih dalam persiapan. Andai kita semua bergerak untuk tujuan yang sama maka mudah-mudahan kelak kita akan bertemu pada tempat yang sama.

Tanggung Jawab

Hari ini aku menemukan kondisi dimana sebuah tanggung jawab merupakan bagian tanggung jawab lainnya. Ceritanya hari ini seorang dosen menyampaikan betapa banyaknya informasi keagamaan yang berisi nilai-nilai keagamaan justru menjurus pada hal provokatif. Kemudian, beliau menegaskan bahwa tanggung jawab memberitahukan adalah tanggung jawab orang tua jadi tidak perlu saling memperdebatkan prinsip. Lantas, bagaimana tanggung jawab atas ilmu dan pengetahuan yang kita miliki?. Apa lebih baik jika tidak memiliki ilmu saja, tapi bagaimana tanggung jawab atas waktu yang tidak kita gunakan untuk mencari ilmu?.

Dalam kisah Sahabat Rasullullah, dia menjelaskan bahwa kehidupan didunia itu harus berhati-hati layaknya kita berjalan di taman berduri. Semua hal perlu dipikirkan matang-matang landasannya agar tidak salah langkah. Inilah hidup yang harus penuh tanggung jawab atas amanah, Inilah kesempatan mengambil pelajaran berharga agar bertanggung jawab atas jabatan yang selama ini diberikan; Jiwa Raga, Islam, dan Mahasiswa. Semoga aku ingat betul amanah tersebut.